Liputan6.com, Bangkok - Timnas Indonesia sudah dipastikan tak diperkuat Andik Vermansyah saat menghadapi Thailand pada leg kedua final Piala AFF 2016 di Rajamangala Stadium, Sabtu (17/12/2016). Namun, Fachry Husaini meminta kepada timnas Indonesia untuk tak khawatir.
Pasalnya, Timnas Indonesia masih memiliki pemain dengan kecepatan dan determinasi tinggi seperti Rizki Pora. Terlebih, ia sudah membuktikan kontribusi besarnya sejak Piala AFF 2016 digulir.
Baca Juga
Advertisement
Karenanya, absennya Andik dinilai tak akan begitu mengurangi agresivitas timnas Indonesia. Ia menilai sepanjang Piala AFF 2016 serangan timnas Indonesia lebih banyak tercipta dari lini yang ditempati Rizki Pora.
"Kemampuan pemain Indonesia menembak dari second line memang kurang. Itu terlihat dari akurasi tendangan mereka. Timnas Indonesia minim pemain-pemain tengah yang memiliki kemampuan tendangan dari jarak jauh," ujar Fachry kepada Liputan6.com.
"Sampai sejauh ini, semua pemain memang punya andil. Tapi, bagi saya, Rizki Pora yang selalu menjadi pemain terbaik. Ia menjadi ancaman yang mematikan dengan kecepatan dan teknik dribbling yang dimilikinya," Fachry menambahkan.
Efektivitas Rizki Pora
Apa yang dikatakan Fachry ada benarnya. Setelah Boaz Solossa yang mengoleksi tiga gol, pemain yang paling memberikan kontribusi besar bagi Timnas Indonesia adalah Rizki Pora. Tercatat, pemain berusia 27 tahun itu sudah mengoleksi empat assist dan satu gol.
Bahkan, golnya tercipta di momen yang sangat penting, yakni kala menjamu Thailand di Stadion Pakansari, Rabu (14/12/2016). Sebelumnya, anak asuh Alfred Riedl tertinggal 0-1 akibat gol Teerasil Dangda di menit ke-33.
Untungnya, Rizki Pora mampu membangkitkan motivasi timnas Indonesia lewat gol dari luar kotak penalti di menit ke-65. Gol itu membuat Timnas Indonesia semakin terlecut hingga mendapatkan gol kedua lewat Hansamu Yama Pranata di menit ke-70.
"Seharusnya Indonesia memiliki banyak pemain seperti Rizki Pora. Ia begitu efisien dalam setiap hal yang dilakukan. Ia tahu kapan waktu untuk menggiring bola, kapan waktu untuk mengoper, dan kapan waktu untuk melepaskan tembakan," kata Fachry.
"Andik memang menjadi salah satu pemain kunci, terutama saat melawan Singapura. Namun, serangan dari lini Andik dan Benny Wahyudi tak begitu banyak. Mungkin Riedl memang sengaja membuat Andik untuk bergerak lebih luar."
Advertisement