Liputan6.com, Jakarta - Kegagalan Timnas Indonesia meraih gelar juara Piala AFF 2016 ditanggapi bijak oleh gelandang Stefano Lilipaly. Dia mengatakan kalau perjalanan timnas sampai di babak final lebih berharga karena telah menyatukan seluruh masyarakat Indonesia.
Skuat Garuda kalah dari Thailand dalam leg kedua final Piala AFF pada Sabtu (17/12/2016) malam. Lewat hasil ini, Thailand unggul dengan agregat 3-2 setelah sebelumnya takluk 1-2 di leg pertama.
Baca Juga
Advertisement
Dalam akun Instagram-nya pada Minggu (18/12) siang, Fano--begitu panggilan akrab Lilipaly-- juga mengungkapkan betapa bangganya dia memilih kewarganegaraan sebagai orang Indonesia.
"Saya mohon maaf kepada semuanya karena kami belum bisa membawa pulang piala itu, tapi saya pikir piala itu tidak terlalu penting karena piala hanyalah sebuah simbol. Yang terpenting adalah cara kita berjuang, kita semua bekerjasama demi negeri kita tercinta INDONESIA," tulis Fano panjang lebar.
Semangat Lilipaly
Stefano Jantje Lilipaly lahir di Arnhem, Belanda 26 tahun lalu dan mengambil kewarganegaraan Indonesia pada 2011. Piala AFF 2016 ini merupakan turnamen resmi pertama yang dia ikuti, setelah debut pada 2013 melawan Filipina di laga persahabatan.
Sebagai satu-satunya pemain berdarah campuran, dia berpikir kalau semua pihak berhak untuk berjuang atas nama kecintaan pada tanah air. Dan lewat sepak bola, Lilipaly berniat memperbaiki negara menjadi lebih baik.
"Kita berhasil menyatukan seluruh masyarakat Indonesia bersama dan ini hanya terjadi di sepakbola dan saya sangat bangga akan hal tersebut. Kita tidak butuh piala AFF dan semacamnya, yang kita butuhkan adalah kecintaan dan perjuangan sampai mati untuk membuat negeri lebih baik lagi dalam segala hal," tuturnya.
"Kita semua bersatu disini dan kita semua berdiri bersama. Saya merasa sangat bangga menjadi orang Indonesia. Kita tunjukan pada semua siapa kita (INDONESIA)!!!," ucap Lilipaly.
Advertisement