Minggu Kelabu di Langit Wamena

Pesawat yang semestinya mendarat di Bandara Wamena pukul 06.13 WIB hilang tak terdeteksi keberadaannya.

oleh Katharina JanurZainul ArifinMuslim AR diperbarui 19 Des 2016, 00:05 WIB
Puing pesawat Hercules TNI yang jatuh di Wamena

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pukul 05.35 WIT, Pesawat Hercules dengan nomor penerbangan A-1334 terbang dari bandara Timika menuju ke Wamena, Papua. Tak ada tanda-tanda cuaca buruk atau atau gangguan lainnya saat pesawat meluncur dari landasan.

Namun 4 menit jelang pesawat yang mengangkut 13 orang penumpang itu mendarat, tiba-tiba pesawat hilang kontak. Pesawat yang semestinya mendarat di Bandara Wamena pukul 06.13 WIB hilang tak terdeteksi keberadaannya.  

Suasasan di Contact Tower Bandara Wamena pun mendadak panik. staf dan seluruh pihak berwenang di bandara berupaya mencari tahu di mana keberadaan pesawat milik TNI AU tersebut. Namun, upaya melalui berbagai cara tak berhasil, termasuk kontak melalui sinyal. Pesawat yang membawa 12 ton semen dan sembako itu kemudian dipastikan hilang.

Setelah melakukan upaya pencarian, akhirnya pesawat Hercules TNI AU yang dipiloti Mayor Pnb Marlon A. Kawer diketahui keberadaannya. Pesawat ditemukan jatuh di di Kampung Minimo, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, setelah dinyatakan hilang kontak dengan Bandara Wamena.

Puing pesawat Hercules TNI yang jatuh di Wamena (foto: Istimewa)

Kepala Bandara Wamena, Rasburhani mengatakan, pesawat ditemukan pada ketinggian 5.400 kaki. "Menabrak Gunung Lisuwa. Saat ini sedang proses evakuasi," ungkap dia.

Kepala Staf TNI Angkata Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriyatna dalam keterangan resminya menyatakan sebanyak 13 penumpang yang menaiki pesawat C-130 HS itu juga dipastikan meninggal.

"Kondisi kru semuanya meninggal," kata dia dalam perbincangannya dengan Metro TV, seperti dikutip Liputan6.com, Minggu (18/12/2016) pagi.

Agus menjelaskan, dari 13 orang penumpang pesawat Hercules, tiga di antaranya adalah pilot. Sedangkan delapan lainnya adalah teknisi ground crew. "Satu adalah navigator dan satu lagi itu adalah anggota dari satuan radar," ujar dia.


Cuaca Buruk dan Dugaan Tabrak Bukit

KSAU Marsekal Agus Supriyatna mengatakan faktor cuaca diduga berperan besar terhadap jatuhnya pesawat. Pesawat dengan nomor A-1334 itu diduga menabrak bukit saat hendak mendarat. Tabrakan diduga karena cuaca buruk yang mengganggu penerbangan. 

"Pesawat mungkin menabrak Bukit Tugima. Nah, pesawat itu saat akan landing, pada saat itu, wing sebelah kiri mungkin menabrak bukit, sehingga pesawat lost contact dan jatuh," kata Agus.

Kepala Bandara Wamena, Rasburhani juga menyebutkan, saat hendak mendarat, kabut sedang menyelimuti Kota Wamena. "Cuaca pagi di daerah pegunungan tengah Papua kabut tebal," kata Rasburhani.

Namun, kata dia, hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa terjadi di wilayah Wamena. "Memang seperti itu. Kabut tebal," kata dia kepada Liputan6.com.

Mengenai seluruh korban, Wakil Kepala Staf Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan seluruhnya telah ditemukan bersamaan dengan bangkai pesawat jatuh. "Ke-13-nya ditemukan," kata Hadiyan.

Wakasau Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja (tengah) memberikan keterangan terkait jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Wamena, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (18/12). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Berikut nama 12 nama kru pesawat Hercules:
1.  Mayor Pnb Marlon A Kawer Instruktur
2.  Kapten Pnb J Hontian F Saragih
3.  Lettu Pnb Hanggo Fitradhi
4.  Lettu Nav Arif Fajar Prayogi navigator
5.  Plt Lukman Hakim juru radio udara
6.  Plt Suyata juru mesin udara I
7.  Plt Kusen juru mesin udara II
8.  Serma Kudori juru mesin udara III
9.  Plt Agung Tri Load master I
10. Pld Agung S Load Master II
11. Serma Fatoni Load master III
12. Serda Suyanto extra crew

Sedangkan satu lagi korban pesawat Hercules, merupakan penumpang terusan dari Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Korban bernama Kapten Rino dari Satgas 212.

Dimakamkan di Tiga Tempat

Seluruh jenazah anggota TNI AU korban pesawat Hercules C-130 HS yang jatuh di Wamena, Papua, diperkirakan tiba di Pangkalan TNI AU Abdurrahman Saleh Malang, Jawa Timur, malam ini.

Jenazah para korban akan dimakamkan sesuai keinginan pihak keluarga. Apakah di makam keluarga, Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Kota Malang, atau kompleks pemakaman Pangkalan TNI AU Abdurrahman Saleh Malang di Taman Makam Marga Baka.

Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputro, sudah mendatangi rumah duka seluruh korban. Pertemuan dengan keluarga membicarakan proses kedatangan sampai lokasi pemakaman korban pesawat jatuh.

"Ada yang meminta dimakamkan pihak keluarga, ada yang menyerahkan ke TNI AU. Dari kami ada dua lokasi pemakaman yaitu Taman Makam Pahlawan dan Makam Marga Baka," kata Djoko di Malang, Minggu (18/12/2016).

Saat melayat ke rumah duka, Djoko meminta pihak keluarga agar kuat dan ikhlas menerima musibah ini. Seluruh korban adalah putra terbaik bangsa yang gugur saat menjalankan misi negara. Santunan untuk keluarga korban akan diberikan, namun prioritas saat ini adalah pemulangan korban.


Pesawat Misi Pendidikan

Wakil KSAU Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan, pesawat terbang dari Timika ke Wamena, dalam misi peningkatan kemampuan penerbang.

"Dari kopilot ke pilot. Ini salah satu tes uji coba, yang nantinya para penerbang mampu mengoperasikan pesawat di mana pun berada, di mana pun pangkalan yang ada," kata Hadiyan dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (18/12/2016).

Salah satu lokasi misi diakui olehnya adalah di wilayah Papua.

"Misi di Papua adalah salah satu tes, uji coba, latihan, yang nantinya para penerbang mampu mengoperasikan pesawat di mana pun berada.

Terkait dengan kondisi pesawat, Hadiyan mengatakan pesawat dalam kondisi layak terbang. Bahkan, ia menambahkan, para kru yang ada di dalam pesawat pun layak terbang.

"Pesawat layak terbang, masih memiliki jam terbang, 69 jam terbang lagi. Kondisi pesawat, kru laik terbang. Jadi 69 jam terbang untuk perawatan 1.000 jam," kata dia.

Tentara memeriksa puing dari pesawat Hercules TNI AU yang jatuh di kawasan Wamena, Papua, Minggu (18/12). Pesawat jenis C-130 HS A-1334 itu diduga jatuh menabrak Gunung Tugima sesaat akan mendarat di Bandara Wamena. (HANDOUT/SEARCH AND RESCUE TEAM/AFP)

Untuk kondisi para kru dan pilot, maupun co pilot, Hadiyan memastikan pilot, yaitu Mayor Marlon Kawer dalam kondisi baik. Ia pun menyebut sang pilot sebagai orang yang sudah berpengalaman menerbangkan pesawat dengan rute Wamena, Papua.

"Dia (Mayor Marlon Kawer) adalah instruktur dan sudah berulangkali melakukan misi ke sana (Wamena, Papua)," kata Hadiyan.

Ia menambahkan, Marlon merupakan instruktur penerbang. Ia juga merupakan penerbang yang sangat berpengalaman menerbangkan pesawat Hercules yang membawa sembako dan 12 ton semen tersebut.

Marlon Kawer adalah anak pertama dari tiga anak pasangan Raymond Hendrik Kawer dan Ester, yang tinggal di Jalan Selat Makasar, Biak.


Duka Jokowi Untuk Para Korban

Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut berduka atas musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara (AU) di Wamena, Papua. Dia berharap agar ke depan hal serupa tidak terulang kembali.

"Kita kembali berduka atas jatuhnya pesawat TNI AU di Wamena. Akar masalah harus dapat diatasi, agar tidak terulang lagi -Jkw," cuit Jokowi sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (18/12/2016).

Ucapan Jokowi ini langsung direspons cepat oleh pihak TNI. Tim investigasi pun dibentuk unutk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.

Untuk menganalisa penyebab jatuhnya pesawat, Hadiyan mengatakan timnya menggunakan analisa faktor dengan istilah 5M, yaitu manusia, material, media, misi dan manajemen.

Netizen menganalisis merek jaket bomber berwarna hijau army dengan aksen hitam yang dipakai Jokowi saat memberikan keterangan perihal demo 4 November.

"Ada 5 faktor yang harus diinvestigasi, dianalisa yaitu manusia, material, media, misi dan manajemen. Fokus kita sekarang ini evakuasi korban terlebih dahulu," ujar Hadiyan saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (18/12/2016).

Ia pun meminta kepada seluruh pihak bersabar dan memberi waktu kepada tim untuk bekerja mencari penyebab jatuhnya pesawat Hercules.

"Jangan terburu-buru (mengambil kesimpulan). Harus sesuai analisa karena kita sudah mengirimkan tim ke sana. Perkiraan awal kecelakaan terjadi karena cuaca," kata dia.

Kendati pesawat langsung ditemukan tak lama setelah hilang kotak, namun Hadiyan memastikan proses investigasi penyebab jatuhnya pesawat akan memakan waktu yang tidak sebentar.

"Investigasi akan terus berlanjut. Tentu akan memakan waktu, tidak akan cepat," kata Hadiyan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya