Liputan6.com, Al-Karak - Sebanyak 10 orang tewas dan 34 lainnya terluka dalam penembakan yang terjadi di Yordania pada Minggu 18 Desember 2016. Pejabat negara menyebut peristiwa itu sebagai "serangan pengecut teroris".
Setelah menembak beberapa polisi di dua lokasi, sejumlah pria bersenjata melancarkan serangannya di sebuah benteng kuno yang dipadati turis di kota Karak.
Advertisement
Dikutip dari CNN, Senin (19/12/2016), aparat keamanan mengepung lokasi tersebut. Sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Public Service Directorate (PSD) mengeluarkan pernyataan bahwa pengepungan telah berakhir dan empat pria bersenjata tewas di dalam benteng.
Menurut keterangan PSD, tujuh orang pasukan kemanan, dua warga Yordania, dan seorang turis asal Kanada tewas dalam penembakan tersebut. Sementara itu 34 lainnya terluka, termasuk 15 pasukan keamanan, 17 warga Yordania, dan dua turis asing.
PSD mengatakan, petugas menyisir bangunan Abad ke-12 itu dan menemukan banyak senjata otomatis. Mereka juga menemukan bahan peledak, termasuk sabuk bom bunuh diri, di sebuah rumah yang mereka gerebek di al-Qatraneh, di mana penembakan hari Minggu dimulai.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang belum mengidentifikasi pria bersenjata itu atau keterlibatannya dalam kelompok tertentu. Namun Menteri Negara untuk Urusan Media, Mohammed al-Momani, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa peristiwa tersebut sebagai "serangan pengecut teroris".
"Yordania merupakan bagian dari wilayah yang sedang bergejolak, dipenuhi dengan kelompok teroris dan Yordania akan dapat terus memperkuat keamanan dan stabilitas," ujar al-Momani.
Mantan Wakil Perdana Menteri Yordania dan Senator Ayman al-Safadi mengatakan, serangan tersebut jarang terjadi di Yordania.
"Pasukan keamanan kami sangat mampu menjaga negara kita dari tindakan semacam itu, tapi semua orang tahu, Anda sedang berhadapan dengan orang-orang yang hanya ingin membunuh," ujar al-Safadi.
Sejumlah serangan terjadi pada tahun ini di Yordania. Tiga orang anggota pasukan Amerika tewas ditembak pada November lalu di luar pangkalan udara Prince Faisal di Al Jafr. Pejabat Amerika mengatakan, peristiwa itu kemungkinan merupakan serangan teror.
Pada Juni lalu, setidaknya enam orang anggota pasukan keamanan Yordania di perbatasan Suriah tewas dalam ledakan bom mobil. Pejabat menduga serangan tersebut dilakukan oleh militan ISIS.
Yordania telah meningkatkan keamanan di sekitar lokasi pariwisata dalam beberapa tahun terakhir karena ketidakstabilan di dalam wilayah telah merugikan industri pariwisata.