Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Hercules C-130 HS dengan nomor registrasi A-1334 yang jatuh di Wamena, Papua, Minggu 19 Desember 2016 dinyatakan dalam kondisi laik terbang. Pesawat tersebut memiliki sisa masa jam terbang 64 jam.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (19/12/2016), pesawat jatuh saat akan menuju ujung landasan. Saat kejadian, terdapat kabut yang membuat daya jangkau penglihatan pilot rendah. Sehingga dugaan sementara pesawat jatuh karena faktor cuaca.
Advertisement
Pesawat angkut militer tersebut mulai diproduksi dan terbang perdana pada 1954. Lockheed sebagai produsen pesawat Hercules hingga 2009 telah membuat sebanyak 2.300 unit pesawat.
Sebanyak 40 model telah digunakan di lebih dari 50 negara. Selain itu Hercules juga memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mampu mendarat dan lepas landas dari landasan yang pendek.
Sedangkan di Indonesia Hercules C-130 mulai digunakan pada tahun 1958. Saat itu Indonesia menerima 10 pesawat Hercules sebagai penukar pilot CIA Amerika Serikat, Allen Pope. Allen ditahan pemerintah Indonesia karena membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi.
Pesawat Hercules yang jatuh di Wamena merupakan pesawat bekas Angkatan Udara Australia. Sebelumnya, pesawat Hercules ini sudah digunakan selama 34 tahun.
Pesawat yang sudah dipensiunkan Australia itu dibeli dengan pertimbangan harganya murah, yakni 15 juta dolar Amerika Serikat. Sedangkan pesawat ini masih bisa dipakai selama 20 tahun. Bila membeli baru, harga Hercules sekitar 60 juta dolar Amerika Serikat.
Saksikan tayangan video selengkapnya dalam tautan ini