Misteri Sandal 'Cinderella' di Madagaskar, Milik Penumpang MH370?

Wanita Australia, Sheryl Keen menemukan 20 benda yang diduga berasal dari pesawat MH370.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Des 2016, 17:00 WIB
Sandal temuan para pencari pesawat Malaysia Airlines MH370. (Mark Russo)

Liputan6.com, Perth - Dua tahun sudah pesawat nahas Malaysia Airlines MH370 raib bak ditelan bumi. Hanya puing-puing yang diduga kuat milik kapal terbang itu yang ditemukan di beberapa tempat, sementara belum ada jasad manusia yang dijumpai.

Pihak kepolisian menjalin komunikasi dengan kelompok pencari MH370 yang diyakini memiliki sejumlah benda milik korban pesawat maskapai Malaysia Airlines yang nahas. 

Wanita asal Perth, Sheryl Keen adalah salah satu tim pencari fakta MH370. Ia mengaku menemukan 20 benda, termasuk sepatu dan tas yang diduga milik penumpang, yang ditemukan di lepas pantai di Madagaskar.

"Benda-benda itu ditemukan oleh pengacara Amerika yang menjadi penyidik amatir atas kasus kecelakaan pesawat MH370 -- yang hilang pada 8 Maret 2014, ​​Blaine Gibson," kata Sheryl seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/12/2016).

Dilansir dari Daily Mail, benda-benda yang ditemukan itu di antarnya adalah sepatu, dompet, tas cangklong, topi, dan sandal untuk tidur berwarna cokelat.

Salah satu barang temuan wanita 52 tahun itu adalah sebuah sandal yang mirip dengan yang dikenakan oleh seorang penumpang. 

Penumpang perempuan itu terekam kamera CCTV di lokasi boarding MH370 di Bandara Kuala Lumpur. 

Sheryl amat yakin sandal 'Cinderella' itu -- karena hanya ditemukan sebelah -- bersama puing-puing lainnya berasal dari MH370.

"Wanita dalam gambar terlihat mengenakan sandal cokelat dengan kaus kaki putih.

Selop berbahan handuk itu memiliki logo Japan Airlines. "Yang biasa digunakan di dalam ruangan, ukurannya tak besar, tak lebih dari size 8 untuk wanita," papar Sheryl. 

Wanita 'Cinderella' diduga penumpang MH370 yang mengenakan sandal cokelat. (Daily Mail)

Pesawat MH370 diyakini telah jatuh di Samudera Hindia selatan setelah menyimpang dari jalur penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Sebanyak 239 penumpang dan awak, termasuk enam warga Australia diyakini tewas.

Pencarian laut yang dipimpin Australia kini dalam tahap akhir. Hanya bagian yang relatif kecil dari puing pesawat telah ditemukan sejauh ini, di pulau Reunion, pesisir Madagaskar, dan pada bagian lain dari pantai timur Afrika.

Polisi Federal Australia, Senin 19 Desember 2016 mengatakan mereka telah melakukan kontak dengan kelompok pencari fakta Australia, yang mengaku menemukan sejumlah barang milik penumpang MH370.

"Polisi Federal Australia telah dihubungi oleh kelompok yang menamakan diri mereka Air Crash Support Group Australia, mengenai jumlah item yang dimiliki kelompok tersebut," jelas Australian Federal Police melalui sebuah pernyataan tertulis.

Pihak kepolisian tersebut mengungkapkan, penyelidikan selanjutnya akan ditangani Joint Agency Coordination Centre, yang dibentuk untuk mencari keberadaan MH370.

Sheryl menggunakan situs milik kelompoknya untuk mempublikasikan foto barang pribadi yang diduga kuat milik korban MH370. "Semua benda yang ditemukan sejalur dengan Pantai Riake di Madagaskar,"  ujarnya kepada Daily Mail Australia. 

Pantai itu berada dua jam penerbangan ke barat dari Pulau Reunion, di mana bagian sayap ditemukan dan kemudian dikonfirmasi sebagai milik MH370. Temuan itu terjadi pada Juli 2015.

Sheryl mengatakan, Gibson telah menyerahkan barang yang ia temukan kepada pihak berwenang di Madagaskar, yakin bahwa penyidik Malaysia akan mengumpulkannya.
"Tapi kita menunggu dan menunggu dan tak seorang pun muncul," katanya.

"Kelompokku baru-baru ini menguasai kepemilikan dari pihak berwenang Madagaskar, dan berencana untuk menyerahkannya polisi Australia," papar Sheryl.

Awal bulan ini, sebuah kapal meninggalkan Australia Barat untuk melalakukan pencarian resmi tahap akhir pesawat MH370.

Unit tersebut akan melakukan pencarian terakhir di Samudera Hindia selatan. Jika tak ditemukan apapun, pencarian akan diakhiri pada Januari atau Februari 2016.

Kendati demikian, pihak berwenang mengatakan, pencarian baru kemungkinan akan dilakukan jika ada informasi menarik muncul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya