Liputan6.com, Jakarta Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanamkan semangat kepada masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan kelestarian laut Indonesia. Kunjungan kerja dilakukan untuk meninjau progres pembangungan Sentra Kelautan dan Perikan Terpadu (SKPT) di salah satu pulau terluar Indonesia tersebut.
Susi meminta masyarakat khususnya nelayan untuk melaporkan jika ada praktik kecurangan pencarian ikan dan hasil laut.
Advertisement
“Komitmen menjaga laut harus ditingkatkan. Ikan di sini sudah banyak. Kalau ikan-ikan itu dijaga kan manfaatnya untuk Bapak-Bapak juga. Jadi harus lapor ya, kalau ada kapal Indonesia tapi isinya nelayan atau ABK asing. Kalau ada yang lihat transshipment di tengah laut, juga laporkan. Semua ikan harus didaratkan”, ungkap Susi dalam temu masyarakat di Morotai, Senin (19/12).
Untuk menjaga kelestarian laut, Ia mengusulkan kepada pemerintah daerah setempat untuk membuat perda terkait penangkapan ikan torani dan wilayah penangkapan ikan.
“Yang tangkap telur ikan torani juga harus dibuat Perda. Kalau tidak, nanti ada orang Sulawesi ke sini menangkap sepanjang tahun”, jelas Susi.
Menurutnya, siklus ikan torani bertelur dari Juli hingga November, sehingga pada Agustus para nelayan tidak boleh menangkap ikan. Susi juga mengingatkan untuk membuat Perda terkait zona wilayah penangkapan.
“Bikin juga Perda bahwa di bawah 4 mill gak ada jaring. Klaau namanya aturan, kan sudah ada perda, aturannya sudah jelas”, lanjutnya.
Susi mengatakan, melimpahnya ikan akan sangat mendukung produktivitas nelayan. Oleh karenanya, pemerintah terus mengupayakan asuransi nelayan terus berjalan efektif.
“Dengan adanya asuransi nelayan, kita ingin melindungi profesi nelayan. Tanpa nelayan tak ada yang jaga lautan. Sekarang sudah terasa kan bagaimana ikan sudah banyak?” ungkap Susi.
Dalam kesempatan tersebut, Susi juga menyoroti tentang abrasi pantai yang terjadi di beberapa titik pantai. Susi pun meminta partisipasi aktif masyarakat untuk menanamkan tanaman bakau di sekitar pantai.
“Ini yang abrasi, sambil iseng daripada gak ada kegiatan, Bapak-Bapak bisa tanam mangrove, supaya pantainya tidak abrasi. Barangkali bisa 10 batang atau 20 batang saja”, imbuhnya.