Liputan6.com, Jakarta - Overclocker Indonesia berhasil menyabet gelar juara di kompetisi Galax Overclocking Carnival (GOC) 2016. Ia adalah Alva Jonathan.
Dikutip dari Jagat OC, Rabu (21/12/2016), pria yang menggunakan nickname "Lucky_n00b" berhasil menyingkirikan 11 overclocker lainnya. Ia meraih skor 184 poin. Skor itu terpaut tipis, tepatnya dua poin saja, dari overclocker asal Afrika Selatan dengan nickame Vivi, yang mengumpulkan 182 poin.
Advertisement
Hal yang tak kalah membanggakan adalah Alva merupakan satu-satunya overclocker perwakilan Asia. Adapun 11 overclocker lainnya berasal dari Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia. Maka dari itu, tak berlebihan rasanya untuk mengatakan bahwa bahwa Asia, utamanya Indonesia, tidak kalah jika dibandingkan dengan negara-negara lain dalam hal overclocking.
Tercatat, Alva juga pernah mengantongi gelar juara 3 di GOC 2015 dan GOC 2014. Bukan hanya itu, ia juga berhasil menjadi juara 2 di GOC 2013 bersama dengan overclocker Korea Selatan.
Tekno Liputan6.com sempat menghubungi Alva. Simak perbincangan kami berikut ini.
Bagaimana tantangan dan persaingan di kompetisi ini?
Sebelum babak final, ada babak kualifikasi online yang berlangsung dan hanya memilih 12 overclocker terbaik dari seluruh dunia. Ini sebabnya persaingan di GOC 2016 sangat ketat, belum lagi kompetisi ini didominasi berbagai overclocker dari Eropa dan Amerika yang memiliki peringkat tinggi di ranah overclocking. Beberapa di antara mereka pernah menjuarai kompetisi OC tingkat dunia yang serupa, sehingga kompetisi ini merupakan salah satu kompetisi tersulit yang pernah saya ikuti.
Begitu ketatnya persaingan di kompetisi ini, jarak antara skor benchmark yang dipertandingkan antara peserta kadang hanya berbeda 0,6-1 persen saja. Karena itu, setiap peserta memang harus memeras PC-nya hingga batas maksimal untuk memastikan dirinya berada di posisi atas.
Menjadi juara dengan skor terpaut dua poin, apa perasaan kamu?
Mungkin kata-kata yang paling cocok adalah 'lega'. Saya datang ke kompetisi ini hanya dengan harapan untuk tidak menjadi peserta dengan peringkat terakhir dari 12 finalis. Saya sama sekali tidak berharap bisa menang mengingat level para kompetitor di GOC 2016 rata-rata ada di atas kemampuan saya.
Pada saat kompetisi hampir berakhir, saya nyaris disusul oleh beberapa overclocker lain, tapi untungnya skor yang saya catatkan masih memungkinkan saya untuk keluar sebagai pemenang, sebagai satu-satunya perwakilan Asia.
Selanjutnya
Overclocking didefinisikan sebuah metode atau teknik untuk menjalankan komponen PC dengan kecepatan lebih tinggi dari standar pabrik. Misalnya, ada prosesor berkecepatan 3 Ghz, dimodifikasi untuk berjalan di 4 Ghz. Ini disebut Overclocking.
Overclocking dilakukan untuk meningkatkan processing power dari komponen tertentu pada PC, sering dilakukan pada prosesor, RAM, dan GPU. Peningkatan yang dirasakan akan bergantung pada skenario penggunaan dan komponen apa yang di-overclock, misalnya Overclocking GPU dapat meningkatkan FPS pada gim, dan Overclocking CPU bisa membuat CPU melakukan beberapa pekerjaan berat seperti Video Editing/Rendering 3D dengan waktu proses lebih singkat.
Kompetisi overclocking adalah sebuah kompetisi yang memungkinkan sejumlah overclocker akan berlomba-lomba untuk meng-overclock sebuah set hardware yang sama dan menjalankan serangkaian tes atau benchmark tertentu dalam waktu terbatas. Tentunya, yang mendapat hasil overclock tertinggi, atau mendapatkan hasil skor benchmark tertinggi, akan keluar sebagai pemenang.
Seiring teknologi berjalan, vendor dan produsen hardware makin sering mengadakan kontes overclocking untuk melihat seberapa tahan hardware mereka saat dijalankan dalam keadaan ekstrem. Lalu para vendor juga akan mendapat berbagai data dan masukan dari para overclocker untuk mengembangkan hardware mereka lebih jauh lagi, menciptakan hardware lebih cepat. Riset di bidang overclocking akan berguna bagi semua pengguna PC karena mereka akan mendapat hardware lebih durable, dan lebih cepat, pada setiap generasinya.
Overclocking dari segi kompetitif, atau disebut competitive overclocking, sudah perlahan berubah menjadi ajang e-Sports tingkat dunia, yang dinaungi oleh OC-eSports, dan HWBOT.
Spesifikasi PC yang saya gunakan pada lomba ini adalah sebagai berikut
Prosesor: Intel Core i7-6850K 'Broadwell-E'
Motherboard: ASUS Rampage 5 Extreme, Intel X99 Chipset
RAM: Galax HOF DDR4-4000 4x8GB
VGA: Galax GeForce GTX 1060 HOF
SSD: Galax HOF SSD 256GB
PSU: Superflower Leadex Platinum 2000W
Cooling: Liquid Nitrogen (LN2)
Kompetisi ini mengedepankan overclocking pada GPU (karena sponsornya Galax yang produk utamanya adalah VGA), menggunakan GPU GeForce GTX 1060 yang secara spesifik didesain untuk melakukan overclocking. Pada kompetisi ini GPU GTX 1060 yang umumnya berjalan pada clock boost 1.9 Ghz-an, dipaksa dengan pendingin LN2 untuk berjalan di clock 2.7-2.9 Ghz atau lebih.
(Why/Ysl)
Advertisement