Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan ujian nasional 2017 tetap berjalan dengan beberapa penyempurnaan. Ujian nasional ini juga dianggap sebagai ajang untuk siswa bertarung di dunia internasional.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, keputusan yang Presiden Jokowi ambil bukan tanpa alasan. Jokowi ingin setiap siswa di Indonesia dapat bersaing tidak hanya tingkat nasional tapi juga hingga ke internasional.
Advertisement
"Presiden betul-betul menginginkan agar siswa kita bukan hanya menjadi petarung pada tingkat lokal saja, tetapi juga bisa bersaing pada tingkat internasional. Maka untuk itu UN tetap dijalankan," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Untuk mencapai target itu, pemerintah akan melakukan serangkaian penambahan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan ujian nasional. Salah satunya dengan memasukan kisi-kisi nasional pada ujian sekolah.
"Kenapa itu dilakukan? Karena memang bentuk ukurannya adalah kita ingin pendidikan kita bukan hanya sekolah-sekolah baik saja, sekolah-sekolah bagus saja yang semakin bagus, tetapi juga bisa ada pemerataan," lanjut dia.
Dalam rapat juga muncul beberapa pertimbangan bila ujian nasional tidak dijalankan. Bila ujian nasional dihentikan akan ada kesenjangan sosial yang muncul terutama antara sekolah di Jawa dan di luar Jawa.
"Dan jangan sampai kemudian sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi baik di negeri ini kembali lagi seperti dulu, hanya anak-anak yang bisa sekolah di Jawa. Nah untuk itu diputuskan, UN itu tetap, kemudian plus ditambah dengan kisi-kisi mata pelajaran secara nasional," imbuh Pramono.
Sementara, terkait kriteria kelulusan, Pramono menyebut tidak akan ada masalah. Kriteria yang sekarang sudah ada tetap akan dijalankan.
"Yang sekarang ini berlaku, diberlakukan. Jangan sampai salah nulis lho ya. Yang sekarang ini berlaku tetap diberlakukan," Pramono memungkas.