Pelaku Teriak 'Jangan Lupakan Aleppo' Sebelum Tembak Dubes Rusia

Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, menjadi korban penembakan di sebuah galeri. Insiden terkait krisis Aleppo?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Des 2016, 03:05 WIB
Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov menjadi korban penembakan di Ankara (Reuters)

Liputan6.com, Ankara - Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, sedang menyampaikan sambutan dalam sebuah acara pameran foto yang disponsori pihak Kedutaan. Belum selesai pidato diucapkan, tiba-tiba seorang pria yang mengenakan setelan jas rapi menembakkan peluru ke arahnya.

Pelaku setidaknya menembakkan delapan peluru, demikian menurut fotografer Associated Press. Pria tersebut juga menghancurkan beberapa foto yang dipamerkan dalam galeri yang terletak di Ankara itu.

Ia sempat meneriakkan sejumlah kalimat. Di antaranya, "Jangan lupakan Aleppo! Jangan lupakan Suriah!"

Pelaku juga meneriakkan sejumlah kata dalam bahasa Rusia.

Saat kejadian, pelaku berdiri di belakang Dubes Karlov yang sedang menyampaikan sambutan.

"Ia mengeluarkan senjata dan menembak Pak Dubes dari belakang. Kami melihat korban tergeletak di lantai dan kami pun lari menyelamatkan diri," kata salah satu saksi yang tak mau namanya dipublikasikan, seperti dikutip dari situs Kanada, CBC, Selasa (20/12/2016).

Saksi mata lain, seorang fotografer, mengaku melihat empat orang tergeletak di lantai.

Sementara, NTV melaporkan, insiden penembakan juga melukai tiga orang lain.

Penembakan terjadi sehari sebelum digelar pertemuan antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari Rusia, Turki, dan Iran di Moskow untuk mendiskusikan masalah di Suriah.

Rusia dan Turki terlibat dalam konflik di Suriah. Turki menentang Presiden Bashar al-Assad, sementara Rusia mengerahkan tentaranya untuk membantu pemimpin Suriah itu.

Rusia dan Turki juga mensponsori evakuasi warga sipil dan pemberontak dari Aleppo. Kedua negara membahas prospek dilakukannya putaran baru pembicaraan damai soal konflik Suriah di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Sementara itu dari New York, PBB mengutuk keras nsiden penembakan tersebut.

"Tak ada pembenaran atas penyerangan kepada seorang duta besar...dan kami berharap para pelakunya bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric

Sementara, Wali Kota Ankara Melih Gokcek mengatakan, serangan "keji" itu ditujukan untuk mengganggu hubungan baik yang baru terjalin kembali antara Turki dan Rusia.

Secara terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat John Kirby mengatakan, para pejabat AS telah mengetahui laporan tentang penembakan yang menewaskan Dubes Rusia untuk Turki.

"Kami mengutuk tindakan kekerasan, apa pun sumbernya," kata Kirby. "Simpati dan doa kami pada mendiang dan keluarganya."

Andrey Karlov bergabung dengan korps diplomatik Rusia mulai tahun 1976.

Ia menjabat sebagai Duta Besar Rusia untuk Pyongyang pada 2001-2006, dan kemudian mengabdi sebagai kepala departemen konsuler Departemen Luar Negeri.

Andrey Karlov menjabat sebagai Duta Besar Rusia untuk Turki sejak 2013.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya