Harga Emas Berkilau di Tengah Ketegangan Politik Dunia

Harga emas mencapai posisi terlemahnya sejak 2 Februari ke posisi US$ 1.122,35 per ounce, pada Kamis pekan lalu.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Des 2016, 06:48 WIB
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga dan dolar.

Liputan6.com, New York - Harga emas naik terpicu ketegangan geopolitik yang mengimbangi harapan jika Amerika Serikat (AS) akan menerapkan kebijakan moneter yang ketat dan menguatnya dolar.

Melansir laman Reuters, Selasa (20/12/2016), harga emas di pasar Spot naik 0,31 persen menjadi US$ 1,137.55 per ounce akibat dolar yang melemah di awal perdagangan.

Harga emas mencapai posisi terlemahnya sejak 2 Februari ke posisi US$ 1.122,35 per ounce, pada Kamis pekan lalu. Ini terjadi di bawah tekanan dolar setelah perkiraan tentang kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Adapun harga emas berjangka AS yang diperdagangkan paling aktif untuk pengiriman Februari ditutup naik US$ 5,3, atau 0,47 persen menjadi US$ 1.142,70 per ounce.

"Kami sampai pada ketegangan geopolitik," kata Phillip Streible, Brokor  Komoditas Senior RJO Futures di Chicago, mencatat aksi fatal penembakan duta besar Rusia di Turki mendorong harga emas yang dianggap sebagai investasi safe haven.

Meski begitu, harga emas tetap dibatasi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi di tahun depan. The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu tahun pekan lalu dan diproyeksikan meningkat kembali pada 2017.

Sementara Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang setelah Federal Reserve Ketua Janet Yellen mengatakan pasar tenaga kerja AS telah meningkat ke level terkuat dalam hampir satu dekade.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. "Suku bunga dan dolar yang tinggi akan membebani emas ke depan," kata analis ETF Securities Martin Arnold.

Di pasar komoditas lain, harga paladium turun 2,79 persen menjadi US$ 675,60 per ounce setelah jatuh ke lebih terendah lebih dari satu bulan di US$ 673,50. Sementara harga perak turun 1 persen di posisi US$ 15,92 per ounce. Platinum susut 1,31 persen menjadi US$ 914,5 per ounce. (Nrm/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya