Liputan6.com, Jakarta Penggunaan gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) pada pembangkit kelistrikan Kereta sedang diuji coba. Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) tersebut akan berdampak pada pengurangan biaya operasional yang berujung pada penurunan harga tiket.
Corporate Deputy Director Of Technical Engineering and Rolling Stock Assets PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, saat ini PT KAI dengan PT Pertamina (Persero) sedang melakukan uji coba penggunaan LNG pada pembangkit kelistrikan Kereta pada aspek keekonomian. Sementara aspek teknik dan keamanan sudah dilulus uji.
Advertisement
"Jadi saya pikir sasaran sudah disampaikan jelas, aspek teknik safety dan keekonomian," kata Dwiyana, dalam peluncuran ujicoba penggunaan LNG pada kereta, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).
Menurut Dwiyana, penggunaan LNG pada kereta jarak jauh akan berdampak pada efisiensi biaya operasi, yang berujung pada penurunan tiket penumpang. Namun, hal tersebut harus dievaluasi terlebih dahulu setelah mendapat hasil uji coba yang rencananya akan dilakukan 3 kali dalam 3 bulan ke depan.
"Jadi kita evaluasi BPP akan turun, setelah dievaluasi 3 bulan ke depan. Kita belum tau besarannya (efisiensi). Tapi kalau terjadi efisiensi maka akan terjadi efisiensi pada tarif," ucap Dwiyana.
Menurut Dwiyana, dengan adanya konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) pada pembangkit kelistrikan kereta, maka akan menciptakan efisiensi, dari perkiraan yang dilakukan PT KAI penghematannya mencapai miliaran rupiah.
"Aspek ekonomi dari hitungan kereta akan terjadi efisiensi luar biasa hitunganya sampai miliar, kami optimis terjadi dengan penyempurnaan ini, jadi keekonomian konversi LNG menggantikan solar bisa terjadi, harapan kami bisa bermanfaat untuk semua," tutup Dwiyana.