Pengembangan Produk Biologi Diperlukan untuk Industri Farmasi

Pengembangan produk biologi diperlukan mengingat kebutuhan obat suatu negara mesti dipenuhi secara mandiri.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Des 2016, 11:00 WIB
Selain dapat membantu dalam terapi penyakit seperti diabetes dan jantung, stem cell (sel punca) ternyata juga bisa mengobati radang sendi.

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan obat atau produk biologi perlu dilakukan untuk mendorong industri farmasi dalam negeri. Produk biologi sendiri ialah produk dengan dengan bahan baku dari makhluk hidup seperti sel.

Hal tersebut diungkapkan Corporate Management System, Business Development, Regulatory Affair, Strategic Investment Director PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan.

Djohan menerangkan, pengembangan produk biologi diperlukan mengingat kebutuhan obat suatu negara mesti dipenuhi secara mandiri.

"Sebetulnya, seperti saya katakan industri farmasi, kita sebagai bangsa besar kebutuhan obat kita dipenuhi secara mandiri. Artinya dalam situasi apa pun obat harus tersedia," kata dia dalam acara Media Workshop Era Baru Industri Farmasi di Indonesia melalui Biosimilar, di Cikarang, Selasa (20/12/2016).

Dia juga mengatakan, pengembangan produk biologi juga diperlukan karena memiliki peluang bisnis yang baik. Pasalnya, jika Indonesia harus menggenjot obat kimia, sulit bersaing dengan produsen obat negara lain yang lebih matang.

"Dalam membangun industri, produk biologi menjadi pilihan karena kita anggap produk masih mungkin mengejar ketertinggalan. Kalau tadi cerita produk kimia kita susah mengejar China dan India. Susah kompetisi dengan mereka, jadi pilihan (produk biologi, -red.) lebih baik," jelas dia.

Djohan juga mengatakan, keuntungan lain dengan produk biologi ialah mengenai pemenuhan bahan baku. Produk obat kimia sendiri saat ini lebih banyak dari impor.

"Kalau memilih produk biologi maka nilai tambah jauh lebih besar, karena sebagian dari bahan baku kita sediakan dalam negeri. Kalau kimia bahan baku saja impor. Kemudian nilai jual produk biologi lebih tinggi," ujar dia.

Bukan hanya itu, tren konsumsi obat saat ini juga mengarah pada produk biologi. Tren penggunaan obat biologi telah dimulai sejak 10 tahun yang lalu.

Memang, untuk pengembangan produk biologi tak serta merta hanya dilakukan oleh industri sendiri. Menurut dia, perlu adanya dukungan dari pemerintah. Dia mengatakan perlunya insentif untuk industri obat terutama di bidang penelitian.

"Kalau dihitung kandungan lokal sekarang cuma ke arah bahan baku, mesin, dan tenaga kerja. Padahal kalau bikin research dan research di farmasi kan mahal perlu diperhatikan komponen research dalam komponen lokal," tandas dia. (Achmad Dwi Afriyadi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya