Liputan6.com, Ankara - Amerika Serikat (AS) menutup kedutaan besarnya di Ankara, Turki. Langkah ini diambil setelah sebelumnya seorang pria melepaskan tembakan ke udara di luar kantor perwakilan AS tersebut.
Selain itu, AS juga menutup kantor konsulatnya di Istanbul dan Adana. Demikian pernyataan kedubes AS seperti dilansir Reuters, Rabu (21/12/2016).
Seorang pria dilaporkan melepaskan tembakan ke udara pada pukul 03.50--laporan lain menyebut 4.30--tepat di depan Kedubes AS. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan pelaku berhasil diamankan polisi.
Baca Juga
Advertisement
Kejadian itu terjadi selang beberapa jam setelah peristiwa pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov (62). Karlov ditembak mati ketika tengah memberikan sambutan dalam pembukaan pameran foto bertajuk "Rusia dari Pandangan Orang-Orang Turki" di Gedung Cagdas Senat Merkezi, Ankara, pada Senin, 19 Desember 2016 waktu setempat.
Tak dijelaskan lebih lanjut sampai kapan penutupan akan dilakukan.
Ternyata, langkah serupa juga ditempuh Iran. Kedubes Iran di Ankara mengumumkan penutupan tiga konsulatnya di tiga kota, yakni Istanbul, Trabzon, dan Erzurum. Keputusan ini dipicu oleh penembakan Dubes Karlov.
"Semua layanan konsulat Iran di Istanbul, Trabzon, dan Erzurum akan ditutup. Kami menyerukan seluruh rakyat Iran untuk menghindari kunjungan ke lokasi ini," tulis Kedubes Iran melalui situs resminya.
Rusia dan Iran adalah pendukung utama rezim Presiden Bashar al-Assad. Sementara itu penembak Dubes Karlov diketahui sempat meneriakkan "Jangan lupakan Aleppo" ketika menjalankan aksinya.
Meski langkah "tegas" diambil perwakilan AS dan Iran, namun kedubes lainnya seperti Jerman dan Prancis masih akan tetap beroperasi.