Sejarah Telolet yang Mendadak Banjiri Instagram Obama

Telolet bisa menjadi sumber kegembiraan, tetapi juga bisa menjadi ungkapan kejengkelan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 21 Des 2016, 19:32 WIB
Penampakan klakson telolet yang dibuat pemuda dari Blitar

Liputan6.com, Semarang - Kegembiraan anak-anak ketika mendengar rangkaian nada dari klakson bus antarkota antarpropinsi kini mendunia. Jargon "Om Telolet Om" bahkan ikut mewabah di Jepang dan beberapa negara lain. Bagaimana awal mula temuan klakson yang bisa menghibur anak-anak itu?

Suara telolet dari bus antar kota antar propinsi (AKAP) dihasilkan dari klakson. Dalam sejumlah bacaan, secara morfologis, klakson berasal dari kata Yunani kuno, yaitu klazo yang berarti 'menjerit'.

Sebutan klakson dapat berbeda di setiap negara. Di Rumania dan Belgia disebut claxon, sedangkan di Prancis disebut dengan klaxon.

Komponen untuk berkomunikasi dari produk otomotif ini awalnya ditemukan oleh Miller Reese Hutchinson. Miller adalah saudara kandung Thomas Alfa Edison.

Dalam portal karoseri-id.com, klakson pertama kali diaplikasikan pada sebuah mobil pada 1908. Sumber tenaga dari klakson tersebut berasal dari sel baterai kering berdaya 6 volt .

"Pada tahun 1911 untuk pertama kalinya diperkenalkan arus listrik yang dapat diisi ulang menggunakan media sebuah baterai," tulis portal itu.

Secara fungsional, klakson diciptakan sebagai tanda peringatan terhadap kendaraan lain dan sebagai alat identifikasi bagi orang/pihak lain untuk mengetahui kehadiran sebuah kendaraan.

Tingkat kekerasan suara setiap kendaraan berbeda, disesuaikan dengan besar kecilnya dimensi kendaraan. Kendaraan yang memiliki ukuran kecil, bunyi klakson akan kecil pula, sedangkan kendaraan yang memiliki bentuk yang besar akan memiliki bunyi klakson yang keras.

"Pada bus, bunyi telolet itu akhirnya menjadi ciri khas. Meskipun, itu bukan standar bunyi klakson pada bus," demikian karoseri-id menulis.

Sebuah klakson mobil dapat terdengar sebagai sebuah tanda. Banyak mobil mewah memiliki klakson yang terdengar halus, sementara klakson pada kendaraan mobil ekonomi yang lebih tua mungkin terdengar cengeng.

Hal ini juga dilakukan untuk membuat kendaraan lebih diidentifikasi kepada orang lain. Setiap moda transportasi memiliki ciri khas bunyi klakson masing-masing. Sebagai contoh, klakson pada kereta api tentu akan berbeda dengan klakson yang ada pada sebuah kapal laut maupun sebuah bus.

Untuk menghasilkan suara ketika klakson ditekan, elektromagnet digunakan untuk menyebabkan diafragma baja untuk bergerak. Getaran pada elektromagnet dari diafragma bergerak menuju magnet.

Ketika diafragma tersebut akan dipindahkan ke titik maksimum menuju magnet, koneksi dilepaskan, setelah diafragma sampai ke magnet, kemudian digunakan baja untuk memantulkan kembali geratan diafrgama dari elektromagnet. Siklus ini berulang merata dan menyebabkan diafragma untuk memutar bolak-balik menghasilkan suara klakson.


Perspektif Budaya

Budayawan Prie GS menyebut telolet bukan semata komponen pelengkap otomotif

Keberadaan klakson dalam perspektif budaya, menurut budayawan Prie GS, merupakan sebuah media komunikasi antarkendaraan itu. Yang dibutuhkan para pengemudinya adalah saling percaya dengan sesama pengguna jalan.

"Kalau soal telolet itu, murni estetika saja. Kalau sopir bersedia menekan klaksonnya demi kegembiraan anak-anak, itu adalah suatu sedekah. Hakekatnya kegembiraan itu menular," kata Prie GS kepada Liputan6.com, Rabu (21/12/2016).

Meskipun sebagai alat komunikasi, bunyi klakson yang mampu mendatangkan kegembiraan anak-anak itu ternyata juga mampu memancing kejengkelan.

Seorang sopir yang tidak sabaran, barangkali selain mencoba menyerobot antrean dalam kemacetan, juga punya kebiasaan membunyikan klaksonnya sebagai penyalur kekesalannya.

"Menjadi gembira atau jengkel, itu akan ditularkan oleh manusia yang menekan tombol klaksonnya. Jika ia gembira dan diniatkan untuk menghibur, maka semesta akan menyambutnya dengan gegap gempita, melipatgandakan kegembiraan. Demikian juga sebaliknya," kata Prie GS.

Nah, telolet ternyata bukan sekedar berbagi kegembiraan sebagai salah satu gerbang kebahagiaan anak-anak. Telolet adalah refleksi interaksi manusia dengan semesta dan aura yang ditimbulkan, tergantung si penekan klakson.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya