Liputan6.com, Jakarta - Teknologi seluler generasi keempat atau 4G kini sudah banyak diadopsi operator telekomunikasi di dunia. Para operator di Indonesia sudah menerapkan teknologi ini ini sejak akhir 2014.
Namun, Indonesia bisa dibilang sedikit tertinggal dari negara-negara lain. Pasalnya, mereka sudah lebih dulu mengadopsi jaringan selangkah di atas 4G, yaitu 5G. Tercatat, negara yang sudah menggunakan jaringan ini adalah Jepang, Korea Selatan hingga Inggris. Lalu, kapan giliran Indonesia?
Baca Juga
Advertisement
Menurut Nonot Harsono, pengamat telekomunikasi, Indonesia masih belum bisa mengadopsi jaringan 5G mengingat jaringan 4G baru saja serempak diterapkan pada akhr 2014.
Ia memprediksi, adopsi 5G baru bisa diterapkan oleh sejumlah operator pada 2020 mendatang. Itu pun baru adopsi, belum penerapan secara utuh.
"Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Kebanyakan infrastruktur seperti BTS (Base Transceiver Station) di Indonesia itu ukurannya kecil-kecil," terangnya di Diskusi Refleksi Akhir Tahun Problematika Industri Telekomunikasi, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Selain itu, pria yang juga merupakan Chairman dari Mastel Intitute ini mengutarakan bahwa penyebaran jaringan yang diperkuat Fiber Optic (FO) juga menjadi prioritas yang harus dilakukan agar pemerintah dapat mengembangkan ekosistem jaringan 5G yang merata.
"Ini akan jadi cara efektif karena dapat menyambungkan internet dari rumah ke rumah. Hanya saja masih jadi kendala karena FO membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jadi jika ditanya lebih baik mana, saya memilih membangun BTS karena biayanya lebih hemat dari FO," terang Nonot.
"Inilah kewajiban kita, mau tak mau harus memaksimalkan BTS yang kecil-kecil itu dengan kabel optik. Jadi dengan menyambungkannya ke rumah-rumah, semua orang bisa mengakses internet kelak dengan jaringan 5G yang sangat cepat," ia melanjutkan.
Pembangunan infrastruktur untuk jaringan 5G dinilai Nonot sebagai salah satu langkah strategis Indonesia untuk memasuki era ekonomi digital. Menurutnya, ekonomi digital tak melulu harus eCommerce, namun dari segala sisi yang berhubungan dengan digitalisasi.
"Ekonomi digital kini bukan lagi tentang eCommerce, semua yang terjadi akibat proses digitalisasi bisa berpotensi mendompleng ekonomi digital. 5G pun akan memegang peranan penting untuk hal itu,” pungkasnya.
(Jek/Cas)