Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan ada tambahan listrik sebesar 539,76 Mega Watt (MW) yang berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2017.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, tambahan tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 215 MW, sehingga pasokan listrik dari PLTP meningkat dari sebesar 1.643,5 MW pada 2016 mengadi 1.858,5 MW pada 2017.
"Listrik dari PLTP pada tahun 2017 ditargetkan menjadi sebesar 1.858,5 MW," kata Jonan, dalam diskusi akhir tahun EBTKE, di kawasan Kuningan Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Jonan melanjutkan, di samping PLTP, juga dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) bertambah sebesar 9,16 MW pada 2017. Kemudian PLTMH meningkat dari kapasitas total 282,55 MW pada 2016, menjadi 291,71 MW pada 2017.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi kapasitasnya ditargetkan bertambah sebesar 315,6 MW pada 2017, meningkat dari kapasitas terpasang 1.787,9 MW menjadi 2092 MW. Kapasitas pembangkit yang berasal dari sampah tersebut terus meningkat sebesar 1.767,1 MW pada 2015, dan meningkat sebesar 20,8 MW pada 2016.
Untuk target investasi EBT dan Konservasi Energi sebesar US$ 1,56 miliar pada 2017. Dengan meningkatnya investasi, pemanfaatan EBT juga akan bertambah, yang berdampak baik dalam peningkatan kualitas udara bersih.
Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), porsi bauran energi pada 2025 untuk EBT ditargetkan sebesar 23 persen dan meningkatkan 45 ribu mW pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan pada 2025.
"Saya mengimbau kepada pengembang EBT agar fokusnya bukan menumpang kepada semangat Pemerintah mengembangkan EBT sebesar 23 persen di 2025. Saya tidak bangga jika harga energi terpenuhi dengan harga berapa pun juga," tutur Jonan.