Jokowi: Kritik Setiap Hari Juga Boleh, Tapi Kalau Makar...

Jokowi mengatakan, banyak orang yang menggunakan demokrasi sebagai pembenaran atas hasutan yang disampaikan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 22 Des 2016, 02:05 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutan saat penyerahan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) 2017 dan Anugerah Dana RAKCA 2016 bagi Daerah Berkinerja Baik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti media sosial yang justru dipenuhi dengan perkataan yang saling menjelekkan. Padahal, segala keluhan atau permasalahan bisa disampaikan dengan cara baik.

Jokowi mengatakan, belakangan ini orang-orang yang menyampaikan berbagai hasutan berlindung dibalik asas demokrasi yang dianut Indonesia. Tapi, demokrasi bukan berarti boleh mencaci sembarang orang.

Banyak orang yang menggunakan demokrasi sebagai pembenaran atas hasutan yang disampaikan. Mereka berdalih apa yang disampaikan merupakan kritik bagi pemerintah.

"Banyak yang beralasan, kita ini kan dalam alam demokrasi, mengkritik boleh kan Pak. Boleh banget setiap hari juga boleh kok," ujar Jokowi saat peringatan HUT ke-10 Hanura di Kantor DPP Hanura, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016).

Padahal, kritik dengan hasutan, menjelekkan, ujaran kebencian, merupakan hal yang berbeda. Terlebih, perkataan yang mereka anggap kritik hanya untuk menutupi rencana makar yang akan dilakukan.

"Tapi kalau makar ya tahu sendiri," imbuh Jokowi.

Karena itu, Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak membuang energi dengan melakukan berbagai hal yang buruk. Energi bangsa harus bersatu untuk melakukan berbagai hal yang produktif.

"Jangan sampai sekali lagi energi besar kita habis untuk hal hal yang tidak produktif sehingga bisa kita kehabisan energi," pungkas Jokowi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya