Kapolri Waspadai Aksi Teror Berpola Lone Wolf

Kapolri mengatakan, aksi teror dengan pelaku tunggal sebenarnya jarang terjadi, namun harus tetap diwaspadai.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Des 2016, 07:35 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan keterangan di lokasi ditemukannya bom aktif di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Rabu (21/12). Selain menemukan tiga bom aktif, polisi juga mendapati bom pipa berada dalam ransel. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mewaspadai aksi teror dengan pelaku tunggal atau alone wolf. Menurut dia, aksi ini bisa lebih berbahaya dibandingkan aksi teror dengan memanfaatkan jaringan dan sel-sel teroris.

"Yang agak rawan adalah lone wolf, ini yang mereka belajar sendiri dari internet, radikalisasi sendiri, operasi sendiri," ungkap Tito di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu 21 Desember 2016 malam.

Ia mengatakan, aksi teror dengan pelaku tunggal ini sebenarnya jarang terjadi. Namun mantan Kapolda Metro Jaya itu mengaku, hal itu tetap harus diwaspadai.

"Memang jarang terjadi dan intake-nya kecil. Tapi Insya Allah dengan adanya penangkapan ini, Natal dan tahun baru aman," ucap Tito.

Untuk jaringan teroris sendiri, Tito mengaku hal tersebut sudah ada sejak lama. Mereka, sambung dia, terus menyebarluaskan paham radikalisme kepada pengikut-pengikutnya.

"Kalau yang jaringan (teroris) sudah kita jejaki dari dulu. Sel-selnya sebagian besar terdeteksi. Tapi mereka juga menghindari deteksi intelijen dengan metode tertentu, menggunakan sistem komunikasi mereka," kata Tito.

Tito mengungkapkan, sepanjang 2016 Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah menangkap 40 orang yang diduga terkait jaringan terorisme.

Menurut Tito, penangkapan terhadap sel-sel jaringan teroris ini tetap akan dilakukan guna mengantisipasi terjadinya aksi amaliyah atau aksi teror.

"Kepada mereka dan ini akan kita tekan terus, agar berhenti. Kami kembangkan terus sampai sel-sel kecil," Kapolri Tito menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya