Ulama Malaysia: Umat Muslim Boleh Ucapkan Selamat Natal

Sikap Zulkifli yang tak mempersoalkan ucapan selamat Natal itu didasarkan pada keputusan dewan fatwa nasional Malaysia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Des 2016, 14:40 WIB
Ilustrasi sejumlah kartu Natal 2015. (Sumber shop.sueryder.org)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pernyataan seorang ulama senior di Kuala Lumpur, Malaysia, memicu perdebatan. Ia berpendapat boleh saja umat muslim mengucapkan selamat Natal.

Zulkifli Mohamad Al Bakri, yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai kepala ulama untuk Wilayah Federal Kuala Lumpul, Putrajaya, dan Labuan, menuliskan di laman media sosial Facebook, bahwa dia telah banyak menerima pertanyaan tentang hukum memberikan ucapan selamat Natal.

Pendapat Zulkifli yang tak mempersoalkan ucapan selamat Natal kepada umat Kristen itu didasarkan pada keputusan dewan fatwa nasional Malaysia.

Fatwa tersebut menyatakan bahwa mengucapkan salam kepada nonmuslim selama hari besar mereka diperbolehkan dengan catatan tidak memuliakan agama yang bersangkutan atau menggunakan simbol-simbol agama.

"Ini tidak lebih dari sekadar ucapan belaka untuk mengekspresikan kebahagiaan dan kegembiraan bagi mereka yang merayakan," kata Zulkifli dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Straits Times, Kamis, (22/12/2016).

Dia menegaskan, menyampaikan selamat Natal diperbolehkan ketika dimaksudkan untuk mengucapkan selamat atas hari besar agama lain tanpa memuliakan agama tersebut.

Pada Januari lalu, Zulkifli juga sempat melakukan hal yang mengagetkan sejumlah pihak. Ia bertemu dengan Uskup Agung Katolik Roma Kuala Lumpur, Julian Leow Beng Kim, dan memeluknya dengan hangat.

"Ada banyak isu yang kami bahas bersama, terutama yang berkaitan dengan konsep masyarakat multikultural, toleransi, dan semangat saling menghormati agama lain," tulis Zulkifli di laman Facebooknya.

Pertumbuhan konservatisme Islam di kalangan masyarakat Malaysia yang multikultural disebut telah menguji perbedaan antarkalangan.

Sementara itu, ucapan selamat Natal telah menjadi polemik di Malaysia sejak tahun 2014. Saat itu seorang aktivis Islam dari kelompok Ikatan Muslimin Malaysia mengatakan, tidak tepat bagi muslim untuk mengucapkan selamat Natal atau merayakan Natal dengan teman-temannya yang beragama Kristen.

Namun jauh sebelumnya, tepatnya pada 2006, isu ini juga telah menjadi sorotan. Kala itu, kepala departemen hukum perusahaan asuransi, Takaful Malaysia, mengatakan kepada para stafnya yang muslim bahwa mengucapkan "selamat Deepavali" bertentangan dengan ajaran Islam.

Tak lama, penasihat agama perdana menteri, Datuk Abdullah Mohamad Zin, mengkritik pernyataan tersebut. Ia menegaskan bahwa saling mengucapkan selamat pada perayaan hari besar agama lain penting bagi keharmonisan masyarakat Malaysia yang multikultural.

"Dia (Takaful Malaysia) tidak berwenang untuk mengatakan hal tersebut karena mirip dengan sebuah fatwa. Hanya badan Islam pemerintah yang dapat mengeluarkan fatwa," kata Abdullah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya