Liputan6.com, Jakarta "Om telolet om… om… om... telolet dong om!" teriak anak-anak di tepi jalan raya di kawasan Salatiga, Jawa Tengah suatu sore. Teriakan mereka selalu diulang setiap kali lewat sebuah bus malam.
Tak jarang, sambil berteriak-teriak mereka lengah dengan keselamatan diri. Puluhan anak-anak yang minta "di-telolet-in" itu tanpa sadar melangkah agak ke tengah jalan raya. Tentu saja, sopir-sopir itu kemudian membunyikan klaksonnya.
"Telolet…telolet…"
Mendengar itu, anak-anak bersorak. Anak-anak yang sudah siap dengan ponsel berkamera, bahkan tak jarang mereka membawa ponsel berharga mahal itu sigap merekam laju bus dan bunyi klaksonnya. Untuk apa? Ternyata rekaman itu diunggah ke akun media sosial yang belakangan menjadi viral.
Baca Juga
Advertisement
Bukan cuma di Salatiga, fenomena anak-anak pencari telolet ini terjadi pula di daerah lain. Terutama anak-anak di kawasan Pantura.
Di Yogya, anak-anak berumur belasan tahun gemar nongkrong di pinggir jalan menunggu bus yang mengeluarkan suara klakson berbunyi . Mereka pun berteriak "Om telolet om".
telolet
Puluhan anak kecil ini memegang gadget. Mereka menunggu bus-bus besar yang lewat membunyikan telolet dan mengabadikan dalam sebuah video. Satu di antaranya ada di Jalan Lingkar Utara Ring Road, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka melompat-lompat sambil membawa spanduk "Om telolet om".
Mengapa Anak-Anak Gemar Telolet?
Brahma, bocah Gayamsari, Semarang mengaku aksinya merekam klakson bus tersebut bisa mendatangkan kegembiraan dan juga kebanggaan jika suara telolet yang dibunyikan berbeda dengan yang dimiliki teman-temannya.
Ia mengaku berburu rekaman telolet selalu mengajak teman-temannya di kampung. Mereka berburu dengan menunggu di tepi jalan tol.
"Dulu awalnya pernah pake poster dan spanduk, trus sopir membunyikan teloletnya. Sekarang nggak. Tapi, beberapa bus masih membunyikan teloletnya kalau lewat sini," kata Brahma kepada Liputan6.com, di teras rumahnya, kawasan Kampung Tandang.
Brahma dan temannya berburu telolet relatif lebih aman, meskipun tetap berbahaya. Rumah mereka yang berada di atas jalan tol sangat mendukung aktivitas perburuan.
Bahagiakah mereka? "Nggak tahu. Bahagia itu apa. Tapi kami bergembira," kata Naufal, bocah asal Bawen Kabupaten Semarang.
Sementara, Dani Setyanugraha (11) pelajar kelas lima sekolah dasar dan beberapa teman bermainnya setia menunggu bus yang lewat. Saat bus lewat, Dani dan kawan-kawan serempak berteriak, "Om telolet om." Jika mujur, sopir bus akan memberikan hadiah klaksonnya.
"Dari tadi siang ngerekam telolet. Ini sudah dapat banyak video," ucap Dani girang.
Dani mengaku baru saja mencari di pinggir jalan. Tentu saja handphone-nya siap untuk merekam video Om Telolet Om. Dani mengaku tertarik untuk ikut berburu Om Telolet Om dengan beberapa kawannya yang sudah lebih dulu berburu video telolet.
"Lagi libur. Jadi bisa mainan cari telolet," tutur Dani.
Pun demikian Farel (8). Pelajar kelas dua SD ini bersama tetangganya berburu video Om Telolet Om di daerah dekat Terminal Jombor, Sleman, DIY. Ia pun sudah menyiapkan papan bertuliskan Om Telolet.
Tulisan itu sebagai penanda permintaan agar sopir mengeluarkan suara klakson telolet. Ia pun semringah saat papan diangkat ke atas dan mendapatkan hasilnya. Di sebelah utara jembatan layang Jombor, ia dan teman-temannya bergantian mengangkat papan itu.
"(Menulis) pakai (cat semprot) pilox. Terus minta tripleks dari tempat bapak. Dapat banyak tadi, Mas. Ada yang teloletnya panjang banget tadi," ujar bocah pemburu klakson bus telolet tersebut dengan nada penuh semangat.
Advertisement
Telolet Mendunia
Dari Pantura, fenomena Om Telolet Om kini mendunia. Bahkan kepopulerannya diperbincangkan oleh berbagai tokoh musik dunia, hingga mereka membuat beberapa remix telolet yang asyik untuk didengarkan.
Sebuah tulisan bertajuk "Dance Music World Completely Confounded By Trending Indonesian Meme 'Om Telolet Om'" dimuat dalam situs daring media ini. Seperti terlihat dari judulnya, Billboard mewartakan bahwa para DJ kelas dunia adalah para seleb yang paling awal tertular fenomena ini.
Sepanjang Selasa kemarin, Billboard mengamati bahwa banyak DJ yang mulai mencuit soal Om Telolet Om.
Ada yang sekadar menulis "Om Telolet Om" dalam cuitannya seperti Zedd dan DJ Snake. Namun tak sedikit pula yang kebingungan dengan frase ini. "Apa sih Om telolet Om," tulis Martin Garrix, DJ asal Belanda yang baru-baru ini berada di peringkat pertama dari 100 DJ dunia.
Billboard menyebutkan, para pecinta dance music pun kebingungan dengan fenomena yang ikut ramai dibicarakan di forum seperti Reddit tersebut. Media ini pun sempat bingung dengan fenomena ini, sampai ada penjelasan yang diunggah oleh pengikut DJ The Chainsmokers.
Bahkan, akun instagram Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun kebanjiran Om Telolet Om.
Liputan6.com menyimak kisah seorang penggiat situs berbagi video mengunggah praktik 'Om telolet om' di kota tempat tinggalnya, New York.
Dalam video unggahan Karim Metwaly ke laman Facebook miliknya, terlihat sebuah truk trailer yang ditunggui oleh tiga pemuda--bukan anak-anak--di tengah cuaca dingin New York pada bulan Desember.
Tak lama kemudian, seseorang di dalam truk membunyikan klakson truknya dan tiga pemuda itu tampak bersorak gembira. Bunyinya tidak persis 'telolet' karena peraturan Departemen Perhubungan New York (Department of Transportation/DOT) memiliki standar tertentu untuk klakson kendaraan.
Siapa sangka keceriaan anak-anak Pantai Utara Jawa juga menjadi kegembiraan para pemuda New York?
Seperti kata psikolog, selalu ada "anak kecil" di dalam hati setiap orang yang sudah dewasa sekalipun.
Sementara itu, dalam laman Facebook miliknya, Karim Metwaly yang tinggal di kawasan Woodside, bagian New York, mengaku sebagai penggiat dunia peran, pertunjukan, dan musikal. Dia telah mengambil beberapa peran bahkan sejak bersekolah di Manhattan School of Shakespeare.
Selain kegiatan kesenian, ia juga kerap mengunggah video kehidupan sehari-hari di New York.
Dijadikan Parodi dan Kontes
Demam Om Telolet Om juga melanda pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Hal ini tampak dari sebuah video berdurasi 23 detik yang diunduh Anies Baswedan dalam akun instagramnya @aniesbaswedan. Video tersebut ternyata merupakan video parodi yang dibuat tim Anies-Sandiaga.
Dalam video tersebut terlihat Sandiaga memegang sebuah kertas bertuliskan "OM TELOLET OM!!!".
Sandiaga yang mengenakan berbaju putih itu juga ditemani beberapa orang lain yang juga berbaju putih dan membawa kertas dengan tulisan yang sama.
"Om Telolet om!" kata Sandiaga sambil berdiri di pinggir jalan.
Tak lama kemudian sebuah mobil hitam bermerek Honda Odyssey 3 melintas di depan Sandiaga. Orang di dalam mobil itu terlihat membuka kaca dan berhenti sejenak di depan Sandiaga.
Ternyata mobil tersebut ditumpangi Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu lalu membuka kaca jendela mobil depan dan melihat dengan tatapan dingin.
"Memang gue om lo," cetus Anies sambil kembali menutup kaca mobil dan meninggalkan Sandiaga.
Mendapat jawaban tersebut, Sandiaga pun tercengang dan kecewa. Sontak orang-orang yang berada di samping dan belakang Sandiaga juga terlihat terlihat kecewa.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyambut baik fenomena telolet.
Ia mengaku senang mendengarkan nada variatif yang dikeluarkan dari bunyi klakson om telolet om.
"Saya bukannya melarang, saya pribadi senang dengan musik. Mungkin bisa ikut joget," ujar Budi.
Pihaknya bahkan akan menggelar kontes telolet. "Kontes bus telolet kita lakukan tiga minggu lagi," tutur dia.
Budi Karya menegaskan, Kemenhub tidak bisa melarang penggunaan klakson om telolet om. Kendati begitu, Budi mengimbau agar klakson om telolet om yang tengah viral di media sosial itu tidak dibunyikan saat beroperasi di jalan raya, tapi hanya sebagai hiburan ketika diparkir saja.
"Kita enggak ada sanksi bagi sopir, tapi jangan sampai ke jalan atau tol. Lokasinya saja yang kurang tepat. Kalau di parkiran kan bagus," ujar Budi Karya.
Advertisement
Awal Mula Demam Telolet?
Pengguna telolet pertama ternyata adalah PO Bus Efisiensi. Si pemilik PO awalnya menyebut bunyi klakson khas itu sebagai tolelot, bukan telolet.
"Empat tahun lalu mulai rame anak-anak yang meminta telolet," kata Manajer Komersial PO Efisiensi Syukron Wahyudi.
Ia menuturkan, awal mula penggunaan klakson telolet terinspirasi dari bus di Arab Saudi yang pertama didengar pemilik PO Efisiensi Teuku Eri Rubiansah. Saat pulang, Eri memasangnya di bus miliknya dengan trayek Purwokerto-Yogyakarta.
Bus Efisiensi kini menjadi salah satu moda transportasi paling diminati oleh warga Purbalingga, Purwokerto dan Cilacap. Tujuannya ke Yogyakarta dan sebaliknya.
Kebahagiaan yang Sederhana
Mabes Polri angkat bicara soal fenomena ini. Polri dengan tegas menyatakan bahwa telolet tidak dilarang.
"Bahagia itu sederhana, tidak ada larangannya untuk telolet," kata Kabagpenum Polri Kombes Martinus Sitompul saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (22/12/2016).
Namun, kata Martinus, pihaknya akan mengevaluasi bilamana fenomena ini dinilai membahayakan dan mengganggu hak-hak pengguna jalan raya.
"Klaksonnya itu kan enggak ada masalah, kalau dinilai bahaya akan dievaluasi. Bagi anak-anak itu kan ekspresi mereka, kita hormati," kata Martin.
Martin menambahkan, pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan Korps Lalu Lintas dan Kementerian Perhubungan terkait kemunculan fenomena ini.
Guna menghindari gangguan lalu lintas akibat munculnya telolet, ujar Martin, pihaknya akan menggelar patroli sepanjang jalanan yang dilintasi truk dan bus.
"Ini untuk mencegah jangan sampai terjadi penyetopan bus-bus di jalan, tetapi mereka bisa lakukan di tempat singgah bus dan truk. Ini bentuknya imbauan," ujar Martinus.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, viralnya "Om Telolet Om" ini karena masyarakat sangat membutuhkan hiburan.
"Fenomena "Om Telolet Om" ini contoh bahwa bahagia itu sederhana," ucap Anies.
Calon gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan, kebahagiaan yang sederhana itu terlahir berkat kebiasaan anak-anak di kawasan Pantura meminta bunyi klakson kepada sopir bus antarprovinsi yang lewat di kawasan tersebut.
Kreatif
Sementara, Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan fenomena Om Telolet Om ini menunjukkan bahwa anak Indonesia sangat kreatif.
Hanya saja, Ahok memperingatkan agar jangan sampai membahayakan diri dengan mengejar bus hingga masuk jalan tol.
"Ya saya kira enggak usah masuk tol lah. Kalau itu harus dikasih tahu juga," ujar Ahok.
Ahok menyebut fenomena telolet dapat dilihat dari sisi positifnya. Dengan berburu telolet dan mengunggahnya di media sosial, menurut Ahok, hal itu bagian dari kreativitas anak muda.
"Datang ke terminal, kreatif itu mereka. Saya kira kreatif. Karena yang diperlukan dalam persaingan global itu kreativitas," ujar Ahok.
Indonesia sendiri memang sangat jago menemukan atau menciptakan kebiasaan-kebiasaan aneh dan unik. Dalam indeks kebahagiaan dunia yang dilansir oleh PBB, Indonesia menempati urutan ke-79.
Jika kegembiraan adalah salah satu pintu masuk kebahagiaan, betapa kebahagiaan anak-anak Indonesia sangatlah sederhana.
"Om… telolet om… telolet om… telolet!"
Advertisement