Ini Alasan Hubungan Seks Perlahan Lebih Baik dari Buru-Buru

Salah satu manfaat besar melakukan seks lebih perlahan adalah kesempatan menjembatani jarak seksual antara lawan jenis.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 22 Des 2016, 20:40 WIB
Ilustrasi Berhubungan Seks

Liputan6.com, Wilmington - Kita sudah sering mendengar nasehat untuk makan perlahan. Pun dengan pola asuh, pendidikan, bahkan tata busana. Tak perlu buru-buru.

Dapat diduga, seks perlahan-lahan menjadi sub bagian dari gerakan perlahan yang memikirkan ulang naluri seksual. Istilah itu menjadi istilah luas yang mencakup sejumlah filsafat dan praktik seksual yang lebih khusus, semisal tantra dan meditasi orgasmik.

Dikutip dari stylecaster.com pada Kamis (22/12/2016), seks perlahan-lahan (slow sex) adalah pemrograman ulang diri kita untuk meresapi momen bersama pasangan. Tapi, bukan berarti kita harus menjadikannya seakan dibuat-buat.

Menurut Mare Simone, seorang pengajar di Source School of Tantra di California, "Membandingkan seks perlahan-lahan dengan yang bergegas (quickie) adalah seperti membandingkan makanan siap saji (fast food) dengan santapan 7 tahap."

Wanita yang juga adalah Advanced Certified Tantra Educator itu menambahkan, "Menjadikan pengalaman seks lebih perlahan mengundang perluasan kesadaran yang menggugah semua indra dan daerah peka rangsangan yang seringkali dilupakan ketika kita terburu-buru menuju klimaks."

Seks yang lebih perlahan memiliki lebih sedikit tujuan dan seringkali mengarah kepada cakupan kenikmatan yang lebih luas. Kata Simone lagi, "Itu bukan berarti ada yang salah dengan seks yang singkat. Quickie dapat melepaskan ketegangan, stres, dan membantu tidur lebih pulas."

Tapi, sadarilah, bahwa jika hubungan seks melulu secara quickie, maka ada sesuatu yang luput.

Orgasme akan terasa menyenangkan jika pasangan pria mampu memberikan rangsangan yang tepat pada pasangan mereka.

Salah satu manfaat besar melakukan seks lebih perlahan adalah kesempatan menjembatani jarak seksual antara lawan jenis. Menurut Simone, "Kaum pria terbentuk untuk membiakkan spesies sehingga secara naluriah mencapai klimaks secara cepat, terkadang lebih dulu daripada yang diharapkan pasangan."

"Di lain pihak, kaum wanita secara alamiah menginginkan seks yang lebih perlahan, lebih sensual, dan didahului pemanasan (foreplay), yang mencakup kenikmatan lebih luas dan kadang-kadang orgasme berulang."


Membantu Memuaskan Kaum Wanita

Mare Simone, ahli terapi seksual. (Sumber Youtube)

Satu hal lagi yang mungkin dapat menjadi motivasi untuk lebih perlahan adalah karena hal itu lebih berkemungkinan memuaskan wanita. "Menurut statistik, sekitar 70 persen kaum wanita mengalami kesulitan untuk meraih orgasme melalui sanggama," ujar Simone.

"Secara umum, kaum wanita memberikan tanggapan terbaik melalui rangsangan di semua daerah peka." Dengan kata lain, sentuh dahulu bibir, telinga, puting, dan bahkan jempol kaki sebelum menuju ke klitoris.

"Melakukan perlahan untuk menikmati setiap nuansa kenikmatan erotis menciptakan perasaan atau pemuasan fisik yang lebih kaya dan bertahan lama, sehingga memberi rejuvenasi, menyegarkan, dan menyembuhkan tubuh, membuat kita terlihat dan merasa lebih bergairah selama beberapa jam sesudah melakukannya."

"Manfaat baik dari seks yang lebih perlahan terasa selama beberapa hari dan memperbaiki mutu kehidupan secara keseluruhan, mulai dari kesadaran mental hingga pendar yang terlihat lebih bagus daripada tata rias (make up)."

Bagi para pemula pelaku seks perlahan-lahan, Simone menganjurkan bergantian menjelajahi daerah rangsangan yang tidak terlalu tampak, mulai dari kaki dan tangan, menuju jempol dan jari-jari, lalu ke belakang dengkul dan siku.

"Merangsang daerah ini dapat meningkatkan kenikmatan melalui antisipasi (penantian) yang pastinya menuju kepada kenikmatan utama pada kelamin," katanya.

"Godaan merupakan undangan yang baik karena otak adalah daerah rangsangan terbesar dan berperan penting dalam rangsangan." Selain itu, para pemula juga dipersilahkan memeriksa pelatihan tantra oleh Simone.

Bagi mereka yang merasa tidak punya waktu, Simone menjelaskan, "Beberapa orang mengaku tidak punya cukup waktu untuk persetubuhan yang lama dan menyenangkan. Menurut saya, mereka sekedar tidak sadar apa yang terluput."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya