Mauludan di Balangan, Pesta Kuliner Massal Sebulan

Tradisi Saruan memperingati maulid nabi digelar seluruh warga Balangan.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2016, 14:32 WIB
Tradisi Saruan untuk merayakan maulud nabi di Balangan (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Seperti halnya umat Islam di daerah lain, warga muslim Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan juga sangat antusias merayakan peringatan Maulid Nabi. Ritual dan perayaan digelar khusus, seperti saat Maulid Nabi tahun ini yang jatuh pada Desember ini.

Bagi masyarakat Balangan, bulan Maulud tidak kalah istimewa dengan bulan Syawal, bulan datangnya lebaran. Di Balangan, momen tahunan yang sangat meriah adalah Maulid Nabi, yaitu perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Dari informasi yang terhimpun, perayaan Maulid Nabi di Balangan sangat meriah, digelar kolektif. Seluruh keluarga di sana merayakannya. Perayaan tak hanya pada hari H di tanggal lahir nabi pada 12 Rabi’ul Awal, tetapi sebulan penuh. Bagaimana perayaan Maulid Nabi di Balangan?

Perayaan itu diwujudkan dengan menggelar Saruan, yaitu menyediakan jamuan makan di rumah masing-masing dan mengundang sebanyak-banyaknya sanak saudara dan teman untuk datang dan bersantap.

Dalam momen ini juga dikenal tradisi mudik. Biasanya para perantau asal Balangan pun pulang kampung—seperti layaknya pemudik lebaran. Sanak famili yang tinggal di daerah-daerah di sekitar Balangan juga biasanya juga datang sejak beberapa hari sebelum hari H.

Pesta Kuliner

Rumah-rumah warga yang menyelenggarakan Saruan Maulid menerima tamu dan menyajikan makanan sejak pagi hingga tengah hari. Kalau sebegitu banyaknya tamu, biasanya Saruan benar-benar selesai tidak lebih dari sejam setelah azan Zuhur.

Suasana semakin meriah oleh iringan selawat kepada Nabi Muhammad dan syair-syair Islami, baik secara live oleh kelompok-kelompok musik rebana maupun melalui pemutar musik. Suasana keislaman juga diperkuat dengan pakaian tuan rumah maupun para tamu yang umumnya berbusana muslim; dress code yang sama dengan saat lebaran.

Tradisi Saruan untuk merayakan maulud nabi di Balangan (istimewa)

Benar-benar mirip lebaran. Hanya saja tanpa salat ‘id, lebih meriah, lebih banyak tamu dan suguhan makanan di rumah-rumah warga. Tradisi ini berlangsung sebulan penuh berpindah-pindah dari kampung ke kampung di seluruh Balangan.

Menu yang disajikan tidak jauh-jauh dari masakan dan kue-kue khas Banjar. Untuk makan beratnya, yang sering tampil di acara Saruan Maulid adalah nasi sup, soto banjar, rendang daging, berbagai masakan ikan sungai, gado-gado dengan lontong, laksa, puracit, dan sebagainya.

Sedangkan makanan yang lebih ringan yang sering tampil di acara tersebut ada berbagai macam kue basah khas banjar seperti kue lapis, bermacam-macam bingka, dan lain-lain.

Ada juga berbagai jenis bubur khas banjar, seperti bubur baayak, bubur sungsum, bubur gunting, bubur kakicak, dan bubur randang. Bagi penikmat kuliner, datang ke Saruan Maulid bisa mengobati kerinduan pada makanan tradisional.


Perayaan Unik

Tradisi Saruan untuk merayakan maulud nabi di Balangan (istimewa)

Untuk mencegah kemacetan di suatu ruas jalan dalam satu bulan, kampung-kampung di Balangan sudah terbiasa berkoordinasi, mengatur jadwal Saruan Maulid. Lebih dari itu, pengaturan jadwal itu pada akhirnya membuat perayaan benar-benar berlangsung sebulan penuh.

Secara keseluruhan hari-H Saruan maulid di Balangan jadi tersebar merata dari awal hingga akhir bulan Rabiul Awal. Tidak menumpuk di paruh pertamanya saja.

Selain pengaturan jadwal dan hari penyelenggaraan Saruan, ada pembagian tamu. Ini untuk menghindari penumpukan tamu di rumah-rumah tertentu tapi minim tamu di rumah-rumah lain pada hari yang sama di lingkungan/kampung yang sama.

Beberapa hari sebelum hari-H, para kepala keluarga yang akan mengadakan Saruan Maulid di suatu lingkungan langgar atau RT terlebih dahulu berkumpul (biasanya di langgar atau masjid, selepas shalat berjamaah) untuk mengatur pembagian tamu.

Calon tamu didaftar terlebih dahulu, baik tamu dari lingkungan RT sendiri maupun dari kampung-kampung lain di sekitarnya. Setelah didapat nama-nama bakal tamu, dan dituliskan dalam sebuah daftar, kemudian daftar itu dibagi-bagi.

Memenuhi undangan itu dimulai dengan datang pagi-pagi ke rumah pengundang, menikmati hidangan atau sarapan pagi dulu. Lalu ke masjid/langgar setempat. Di masjid/langgar itu berkumpul para tuan rumah saruan maulid di lingkungan tersebut.

Tamu-tamu yang diundang diharapkan bergabung dengan mereka di sana, mengikuti acara yang digelar secara bersama/kolektif. Acaranya ada pembacaan maulidurrasul, lantunan syair-syair islami dengan iringan rebana, shalawatan, tausiah, dan sebagainya, sampai menjelang Zuhur.

Seusai rangkaian acara di masjid/langgar, para tuan rumah membawa tamu-tamu kembali ke rumah sesuai pembagian tamu atau daftar limit untuk makan siang sebagai penutup kunjungan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya