Liputan6.com, Jakarta Persaingan di MotoGP 2016 bisa disebut sebagai musim paling seru jika bicara persaingan di antara para pembalap. Salah satu buktinya adalah rekor yang tercipta dalam jumlah pemenang dalam semusim itu.
Ya, banyak faktor yang membuat MotoGP 2016 akan sulit dilupakan. Perubahan regulasi yang dilakukan Dorna Sports selaku operator MotoGP memegang peran kunci. Seperti diketahui, perubahan yang dilakukan Dorna meliputi penyetaraan sistem elektronik (ECU), produsen ban, bobot motor, dan bahan bakar.
Baca Juga
Advertisement
Mengenai ban, semua pembalap dipaksa berjuang beradaptasi dengan karakter Michelin sebagai produsen baru. Dalam situasi itu, para pembalap juga dihadapkan faktor cuaca yang benar-benar sulit diprediksi.
Itu yang menjadi alasan mengapa ada sembilan pemenang yang muncul sepanjang MotoGP 2016. Namun, ada banyak alasan lain yang membuat MotoGP 2017 diprediksi akan jauh lebih seru ketimbang musim lalu. Berikut lima alasan tersebut seperti dirangkum Liputan6.com dari Red Bull:
1. Duel Segitiga
Yang dimaksud dari duel segitiga ini adalah pertarungan yang melibatkan Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Valentino Rossi. Usai menjadi pembalap di kelas utama, Marquez langsung menciptakan persaingan sengit dengan kedua pembalap Movistar Yamaha tersebut.
Hal itu pula yang membuat MotoGP semakin diminati. Pasalnya, drama juga mengiringi persaingan ketiganya. Seperti yang terjadi di musim 2015, Rossi sempat bersitegang dengan Marquez karena dinilai membantu Lorenzo untuk menjadi juara dunia.
Di musim depan, persaingan ketiganya diprediksi akan kembali menjadi faktor utama yang menarik minat penonton MotoGP. Apalagi kini ketiga pembalap tersebut memperkuat tim yang berbeda.
Tak hanya itu, Rossi juga tentu bertekad mengalahkan Marquez untuk meraih gelar juara dunia ke-10 di semua kelas. Rasa frustrasi tentu menghinggapi Rossi karena gagal dalam dua musim terakhir meski sudah begitu dekat dengan gelar juara.
Advertisement
2. Pembuktian Lorenzo
MotoGP 2017 akan menjadi musim perdana Lorenzo bersama Ducati. Kehadiran Lorenzo adalah bukti investasi besar yang dilakukan Ducati untuk mendapatkan gelar juara dunia. Lorenzo akan dipasangkan dengan Andrea Dovizioso.
Penampilan Lorenzo bersama Ducati pun ditunggu banyak pihak. Maklum, hingga kini Casey Stoner masih disebut sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memaksimalkan potensi Ducati. Pembalap seperti Rossi saja terpuruk saat menjalani petualangan bersama Ducati.
Bagi Lorenzo, tentu ia terpacu menggeser Stoner sebagai ikon Ducati. Jauh lebih bersemangat karena ia ingin mengalahkan Rossi setelah finis di urutan ketiga klasemen pembalap.
Kebetulan, pembalap asal Spanyol itu menunjukkan pertanda bagus saat menjalani tes di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 15-16 November 2016. Pada hari pertama, Lorenzo membuntuti Vinales dan Rossi dari posisi ketiga.
3. Vinales Lebih Siap
Maverick sudah mengejutkan banyak pihak atas penampilan yang diperlihatkannya di musim lalu. Meski hanya memperkuat Suzuki Ecstar, tim yang notabene levelnya di bawah Yamaha dan Honda, pembalap berusia 21 tahun itu mampu bersaing di papan atas.
Kini, ia akan mendapatkan motor yang jauh lebih sempurna dari yang ia dapatkan di Suzuki. Ia pun sudah membuktikan kecepatannya bersama Yamaha YZR-M1 dalam dua tes yang dijalaninya sebagai pembalap Yamaha.
Begitu juga dengan kekhawatiran yang dirasakan para pembalap kandidat utama juara. Marquez pun menyebut Vinales sebagai pembalap yang harus diwaspadainya jika ingin merebut gelar juara musim depan. Hal yang sama dirasakan Rossi.
"Saya lebih suka seseorang seperti Dani Pedrosa sebagai rekan setim. Ia jauh lebih senior dari Vinales. Dengan Vinales, saya awalnya berharap hanya akan mendapatkan sedikit masalah. Namun, setelah melihat tes pertama, ia akan memberikan saya banyak masalah seperti Lorenzo," kata Rossi seperti dikutip Motorsport.
Advertisement
4. Momen untuk Miller
Jack Miller adalah salah satu pembalap yang menciptakan kejutan di musim 2016. Penampilannya bersama Marc VDS benar-benar memukau meski di akhir musim ia hanya bisa finis di posisi ke-18.
Namun, terjadi peningkatan jika membandingkan rapor Miller di musim 2016 dengan musim 2015. Pada musim 2015, momen di mana ia baru pertama kali tampil di MotoGP, ia hanya mampu mengoleksi 17 poin dari 18 balapan.
Hebatnya, ia mampu belajar dari kesalahan untuk mengukir rapor yang lebih baik di musim 2016. Hasilnya, ia pun bisa meraih 57 poin dalam semusim. Kejutan paling besar dari seorang pembalap berusia 21 tahun itu adalah ketika menjuara MotoGP Belanda 2016.
Saat itu, balapan memang diwarnai dengan cuaca buruk. Start pun sempat diulang setelah balapan dihentikan akibat hujan deras. Dalam lintasan basah itu, Miller dengan hebat mempecundangi Marquez untuk merebut podium juara.
5. Kejutan Para Debutan
Banyak pembalap yang sudah berganti tim di musim 2017. Mulai dari Lorenzo, Andrea Iannone, hingga Vinales. Namun, ada banyak pula wajah baru yang akan terlihat di lintasan MotoGP musim depan.
Tercatat, ada empat pembalap debutan yang bakal mewarnai persaingan di musim depan. Johan Zarco dan Jonas Folger yang akan memperkuat Yamaha Tech 3, Sam Lowes di Aprilia, dan Alex Rins di Suzuki.
Mereka semua adalah pembalap yang mendominasi persaingan di Moto2 2016. Semua tentu memiliki alasan tersendiri untuk membuktikan diri bahwa mereka layak bersaing dengan Rossi, Marquez, dan Lorenzo di MotoGP.
Penampilan yang paling dinanti tentu Rins bersama Suzuki. Selain dikenal sebagai berbakat, ia juga memperkuat tim yang sudah melakukan perbaikan besar untuk lebih kompetitif di musim depan. Bukan tak mungkin Rins akan menjadi batu sandungan bagi pembalap-pembalap top.
Advertisement