Liputan6.com, Bima - Banjir kembali menerjang sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat, termasuk Kota Bima. Kondisi ini akibat hujan dengan sedang hingga lebat pada Jumat siang tadi pukul 11.30 Wita.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan akan berlangsung hingga sore ini. Hal ini akibat adanya peningkatan pertumbuhan awan yang meluas di seluruh wilayah di Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu, NTB.
"Kondisi ini menyebabkan debit sungai Paruga naik kembali dan sebagian banjir telah menggenangi permukiman. Daerah yang terlanda banjir kembali adalah di Jatiwangi, Rabasalo, Paruga, Tanjung dan Dara," ucap Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (23/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Jembatan Padolo bahkan miring di bagian ujung, sehingga jalan ditutup. Menurut Sutopo, daerah di Pena To'i terendam banjir. Warga pun kembali mengungsi. Kawasan lweirato juga terendam banjir. Namun, banjir yang berlangsung saat ini tidak sebesar pada Rabu, 21 Desember 2016.
"Namun demikian sebagian masyarakat kembali mengungsi. Masyarakat yang telah kembali ke rumahnya sibuk membersihkan sisa banjir, sebagian kembali mengungsi kembali karena khawatir banjir akan tinggi lagi. Masyarakat mengungsi ke sejumlah tempat, seperti Masjid Baitul Hamid dan Masjid Agung Kota Bima," ujar Sutopo.
Adapun pihak Perusahaan Listrik Negara atau PLN telah memberitahukan kepada Kepala BPBD bahwa pasokan listrik ke Kota Bima untuk sementara dipadamkan karena banjir sudah mulai masuk ke Gardu Induk Bima. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan, maka listrik dipadamkan untuk sementara waktu pada pukul 12.00 Wita.
Tanggap Darurat
Lebih jauh Sutopo menjelaskan, penanganan darurat pascabanjir pada 21 Desember 2016, terus dilakukan. Pada Jumat pagi tadi berlangsung rapat koordinasi pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Kota Bima dan penetapan status keadaan darurat yang dipimpin Wali Kota Bima.
"Masa tanggap darurat ditetapkan selama dua pekan sejak 22 Desember 2016 hingga 4 Januari 2017. Ditetapkan Komandan Posko adalah Sekretaris Daerah Kota Bima dengan Wakil Komandan 1 adalah Kapolres Kota Bima dan Wakil Komandan 2 adalah Komandan Kodim Bima. Posko berada di Kantor Wali Kota Bima (Qurais Abidin)," tutur Sutopo.
Sejauh ini, imbuh dia, pendataan masih terus dilakukan BPBD Kota Bima. Ada enam kecamatan yang terdampak banjir, yaitu Empunda, Rasanae Timur, Asa Kota, Raba, Rasanae Barat, dan Rasanae.
Wilayah di Kecamatan Empunda daerah yang terdampak meliputi Kelurahan Sadia, Pena To'i, Lewi Rato, Santi, Panggi dan Mande. Di Kelurahan Pena To'i Kecamatan Empunda terdapat 1.126 kepala keluarga (KK) terdampak.
19.219 Rumah Rusak
"Data sementara dari BPBD Kota Bima dilaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan. Belum ada laporan korban jiwa meninggal. Kemarin telah ditemukan anak yang dilaporkan hilang sebelumnya dalam kondisi selamat," Sutopo membeberkan.
Ia menambahkan, di Kecamatan Rasanae Timur terdapat empat kelurahan terdampak, yaitu Kelurahan Kodo, Kumbe, Lampe, dan Dodu. Di Kelurahan Dodu terdapat 29 KK terdampak, 17 rumah rusak berat, 12 rumah rusak ringan, masjid 1, SD 1, dan 294 hektar sawah rusak, dan 2 jembatan rusak berat.
Di Kecamatan Asa Kota meliputi Kelurahan Jatiwangi dan Melayu. Di Kecamatan Raba meliputi Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kondo. Di Kecamatan Rasanae Barat meliputi Kelurahan Tanjung dan Dara.
"Sementara itu, dampak banjir di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima terdapat lima rumah hanyut, 11 rumah rusak berat, 49 rumah rusak ringan. Di Desa Maria terdapat tiga rumah hanyut, delapan rumah rusak berat, dan delapan rusak ringan," Sutopo mengungkapkan.
Bantuan terus dikirim ke Kota Bima. BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional posko dan personel. Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat, baik bantuan pendanaan, logistik, peralatan, manajerial dan tertib administrasi.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi juga menyerahkan 1.100 dus mi instan, 1100 dus air mineral, 50 dus biskuit, 480 paket lauk-pauk, 480 lembar terpal, 480 buah matras dan 480 buah selimut serta 3 ton beras.
Menurut Sutopo, BPBD, BNPB, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian PU Pera, SKPD, relawan dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat di Kota Bima.
Sutopo memaparkan, kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, pakaian, selimut, air bersih, air mineral, tenda, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, peralatan kebersihan seperti sapu, kain pel, sekop dan lainnya untuk membersihkan lumpur akibat banjir bandang pada Rabu, 21 Desember lalu.
Advertisement