Liputan6.com, Jakarta Spesialis Bedah Onkologi dari RSUP Fatmawati, Jakarta, Dr Yadi Permana, mengatakan bahwa sembilan dari 10 benjolan di payudara tidak selalu mengarah ke kanker payudara.
Kendati demikian, tidak ada salahnya untuk memeriksa guna mengetahui kesehatan payudara sendiri di dokter. Sebagai bentuk deteksi dini kanker payudara.
Advertisement
"Benjolan yang dicurigai kanker umumnya hanya pada satu sisi payudara saja, keras, dan permukaan benjolan teraba, tidak rata, dan kalau sudah di stadium lanjut benjolan tidak dapat digerakkan karena sudah melekat dengan jaringan payudara," kata Yadi di Rumpian Beha: Kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara ditulis Jumat (23/12/2016)
Selain itu, lanjutnya, ada perubahan warna dan struktur kulit, perubahan pada puting seperti tertarik ke dalam, ada luka puting yang tidak sembuh, atau kulit puting.
Menurut Yadi, deteksi dini dapat dilakukan dengan memeriksa payudara sendiri satu sampai tiga bulan sekali satu minggu setelah menstruasi, pemeriksaan oleh dokter, USG, mammografi, dan biopsi. Setelah biopsi, dianjurkan dalam waktu satu bulan harus menjalani terapi definitif untuk menghindari penyebaran tumor.
Yadi juga mengatakan bahwa jenis kanker payudara sangat banyak sehingga butuh penanganan yang berbeda pula. Namun, kanker payudara dapat diteksi sejak dini dan perlu ditingkatkan kepeduliannya terutama pada perempuan tentang kanker payudara.