Pengamanan Natal dan Tahun Baru dari Medan sampai Surabaya

Dari Tim Gegana hingga anjing pelacak dikerahkan menjaga keamanan perayaan Natal di gereja.

oleh Dian KurniawanFajar AbroriPanji PrayitnoReza Efendi diperbarui 24 Des 2016, 09:00 WIB
Tim Jihandak Gegana Polda Jawa Tengah melakukan sterilisasi gereja di Solo. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Pengamanan menjelang Natal mulai diintensifkan oleh kepolisian Solo dengan mulai melakukan sterilisasi gereja. Pihak gereja mengimbau kepada jemaatnya untuk tidak membawa tas berukuran besar sebagai antisipasi teror bom.

Kasubag Dal Ops Polresta Solo, AKP Srihanto menjelaskan mulai Jumat (23/12/2016), kepolisian mulai melakukan pengamanan di gereja-gereja. Salah satunya dengan melakukan sterilisasi gereja di kampung Jokowi ini. Sterilisasi dilakukan baik secara manual maupun melibatkan tim Jihandak Gegana Polda Jawa Tengah.

"Hari ini ada tujuh gereja yang disterilisasi. Kami serentak melakukan sterilisasi, jadi ada yang manual dan juga otomatis menggunakan metal detector, " jelas Srihanto usai melakukan sterilisasi Gereja Santo Petrus Gendengan, Purwosari, Jumat (23/12/2016).

Dalam sterilisasi di gereja Santo Petrus, Gendengan, Purwosari sempat ada kejadian yang bikin tim Jihandak Gegana Polri curiga. Pasalnya ada mobil boks yang terparkir di samping kanan gereja.

Salah satu Tim Gegana Polda Jawa Tengah, Ipda Maruto Jono menjelaskan saat sterilisasi gereja, ada salah satu mobil yang terparkir di samping tempat ibadah.

Melihat ada mobil itu, tim Jihandak langsung mendatangi mobil itu dan melakukan pemeriksaan. Ternyata setelah ditelisik, mobil boks itu diparkir salah seorang warga yang sedang belanja.

"Iya memang kita harus ekstra waspada. Kita siaga, bisa jadi mobil itu adalah bom mobil, makanya kita langsung sigap. Setelah dilihat lebih jauh, ternyata itu mobil warga yang sedang belanja, " jelas Ipda Maruto Jono dari Tim Gegana Polda Jawa Tengah.

Sementara itu, pihak gereja juga melakukan pengamanan internal. Kabid Liturgi Gereja Santo Petrus, Andreas Suparto menjelaskan sebagai bentuk antisipasi adanya teror bom, gereja mengimbau kepada jemaatnya untuk tidak membawa tas besar.

"Kami mengimbau kepada jemaat untuk tidak membawa tas berukuran besar. Cukup tas kecil yang bisa menampung Alkitab dan dompet," jelas dia.

Dia menjelaskan pengamanan gereja ini juga dilakukan oleh Pam Swakarsa gabungan TNI dan Polri. Jumlah personelnya ada 20 orang. "Kami juga memiliki CCTV sebagai bentuk pengamanan lainnya," kata dia. 


Antisipasi Teror Natal, Dua Anjing Pelacak Diturunkan

Ilustrasi anjing pelacak. (via: pinterest.com)


Antisipasi Teror Natal, Dua Anjing Pelacak Diturunkan

Di Stasiun Cirebon, K9 Direktorat Sabhara Polda Jabar menurunkan dua ekor anjing pelacak untuk membantu menjaga keamanan menjelang libur Natal.

Bintara unit Satwa Sabhara Polda Jawa Barat, Briptu Angga Riana menambahakan dua ekor anjing pelacak yang diterjunkan merupakan jenis Labrador dan Belgian Malenois.

"Satu ekor jenis Labrador spesialis untuk mendeteksi bahan peledak dan satu ekor jenis Belgian Malenois untuk pendeteksian kriminal umum," jelas Angga usai mengikuti apel pasukan di Stasiun Cirebon, Jumat, 23 Desember 2016.

Dua ekor anjing pelacak tersebut, lanjut dia, tiba di Stasiun Kejaksaan Kota Cirebon, Jumat pagi, dan dibawa menggunakan mobil Ford Ranger.

Dia mengatakan, akan menyiagakan anjing pelacak selama 17 hari di dua Stasiun yang ada di Kota Cirebon.

Vice President Daop III Cirebon, Mohammad Elly mengatakan, dua anjing pelacak yang diturunkan menjaga Stasiun Kejaksan dan Parujakan Kota Cirebon ini untuk mengantisipasi adanya bentuk teror terutama bahan peledak atau bom.

Dengan adanya dua anjing pelacak, diharapkan pada masa angkutan Natura (Natal dan Tahun Baru) bisa menjadikan keamanan yang lebih tinggi.

"Ini merupakan upaya kami untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jasa kereta api," tutur dia.

Sementara itu, menjelang perayaan Natal

, sebanyak 406 personel gabungan baik dari personel KAI maupun dari TNI dan Polri diturunkan untuk menjaga kemanan di sekitar stasiun.

"Ada sekitar 46 petugas kemanan eksternal baik dari TNI maupun Polri dengan dibantu 360 petugas keamanan internal yang ditugaskan untuk mengamankan masa angkut libur Natura," Mohammad Elly.

Ia menuturkan, petugas yang diterjunkan pada masa libur Natal itu disiagakan di beberapa stasiun yang berada di wilayah Daop III. Elly melanjutkan petugas keamanan tersebut disiagakan untuk bisa memastikan keamanan para pengguna jasa kereta api.

Kewaspadaan ini juga dilakukan untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang bisa terjadi di setiap saat pada masa angkut libur ini.

"Ini merupakan pelayanan kami kepada masyarakat, baik ada isu terorisme atau tidak, kita tetap harus menjamin kemanan dan kenyamanan para penumpang," ujar dia.

Manajer Humas Daop III Cirebon Krisbiantoro menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan, untuk mengamankan seluruh jalur perjalanan kereta api.

"Pengamanan jalur kereta tersebut, nantinya akan diamankan oleh petugas TNI dan Polri di wilayah tempat beradanya jalur kereta api." tambahnya.


Jatim Siaga I, 12 Ribu Personil Polisi Siap Amankan Natal dan Tahun Baru

Polisi dari satuan Gegana dan K9 melakukan sterilisasi sebelum misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, (24/15). Sebanyak 400 personel keamanan gabungan disiapkan untuk pengamanan Misa Malam Natal ini. (Liputan6.com/Gempur M Surya)


Jatim Siaga I, 12 Ribu Personil Polisi Siap Amankan Natal dan Tahun Baru

Sementara di Surabaya, sebanyak 12.015 personel dalam Operasi Lilin Semeru 2016 disiagakan Polda Jatim guna pengamanan perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Selain itu, sebanyak 1.445 prajurit TNI Kodam V Brawijaya juga turut mem-back-up operasi kemanusiaan ini.

Dalam OPS Lilin Semeru tahun ini, jumlah personel makin dipertebal. Mengingat seluruh wilayah di Jawa Timur masuk kategori rawan, sehingga seluruh Polres jajara turut mempertebal pengamanan. Bahkan Kapolda menyatakan Jatim Siaga Satu.

"Melihat situasi saat ini, Insya Allah kita pertebal lagi, lebih dari pada tahun lalu, khususnya untuk yang di Surabaya," tutur Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Anton Setiadji, Jumat (23/12/2016).

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana mengakui, setiap tahun pihaknya siap sedia untuk mendampingi Polri dalam operasi kemanusiaan tersebut. Dengan harapan, prajurit yang diturunkan dapat membantu kepolisian.

"Setiap tahun kita membantu kepolisian dalam rangka pengamanan, baik Natal maupun Tahun Baru. Supaya bisa berjalan dengan baik dan aman," kata Pangdam V Brawijaya, I Made Sukadana.

Sedangkan untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat, Polda Jatim mendirikan 175 pos pengamanan dan 33 pos pelayanan yang ditempatkan diseluruh jajaran, serta tempat tempat strategis lainnya.

Operasi Lilin Semeru 2016, akan dilaksanakan selama 10 hari, sejak tanggal 23 Desember 2016 sampai dengan 1 Januari 2017.


Ditetapkan Siaga Satu, Tim Jihandak Sterilisasi Gereja di Medan

Tim Jihandak Batalyon Ziput I/Dhira Darma Kodam I/BB melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di Kota Medan.(Liputan6.com/Reza Perdana)

Ditetapkan Siaga Satu, Tim Jihandak Sterilisasi Gereja di Medan

Menjelang perayaan Natal 2016 dan Tahun baru 2017, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menetapkan status Siaga I untuk jajaran kepolisian di bawah komandonya.

"Kita tetapkan siaga satu. Sesuai dengan situasi di tingkat nasional. Hal ini merujuk pada sejarah beberapa aksi kekerasan di Sumut yang pernah terjadi pada 2003, 2013, dan 2016," kata Rycko usai Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat "Lilin Toba 2016" di Lapangan Merdeka Medan, Kamis, 22 Desember 2016.

Rycko menjelaskan, ada lima objek fokus keamanan menjelang perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Keamanan akan difokuskan di rumah ibadah, gereja dan kelenteng, tempat keramaian umum seperti pusat perbelanjaan, kemudian permukiman, dan objek-objek vital.

"Strategi pengamanan dilakukan dengan menggunakan pola maksimum sekuriti. Polisi mengedepankan upaya pencegahan proaktif dengan memberdayakan sistem swakarsa," jelas dia.

Kapolda juga menyebut, sebanyak 10 ribu personel diturunkan selama perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, di mana 7.500 personel dari pihak kepolisian dan sisanya dari tim gabungan seperti TNI, Bankom, SAR, Pramuka dan Satpol PP.

"Kita sudah kumpulkan pimpinan gereja, pastor dan pendeta yang ada di Sumut. Dalam pertemuan kita bahas pola pengamanan yang dilakukan dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru," terangnya.

Selain itu, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam melaksanakan perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Batalyon Ziput I/Dhira Darma Kodam I/BB juga melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di Kota Medan, Sumatera Utara.

Komandan Yonzipur I/DD Mayor Czi Rielman Yudha mengatakan, sterilisasi ini dilakukan dengan penyisiran menggunakan alat pendeteksi bahan peledak pada bagian luar dan bagian dalam gereja. Penyisiran dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi Panglima Kodam I/BB.

"Ini instruksi Bapak Panglima, agar masyarakat merasa aman dan nyaman saat Natal dan Tahun Baru," kata Rilman, Jumat.

Rielman mengatakan, salah satu lokasi yang dilakukan penyisiran adalah Gereja HKBP Daem yang berada di kawasan Jalan Pembangunan, Gang Dame, Kecamatam Medan Helvetia. Di gereja ini, Tim Jihandak Batalyon Ziput I/Dhira Darma Kodam I/BB melakukan penyisiran di setiap sudut ruang.

"Jajaran Kodam I/BB khususnya prajurit Yon Zipur I/DD memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang menyangkut dengan bahan peledak. Hal ini mendorong mereka aktif dalam melakukan sterilisasi tempat-tempat ibadah," jelas dia.

Diharapkan, lanjut Rielman, setelah dilakukannya sterilisasi ini, pihak gereja juga melakukan beberapa langkah pro-aktif dalam menjaga keamanan internal. Salah satunya, pihak gereja membatasi dan memeriksa siapa saja yang keluar masuk gereja.

"Idealnya begitu. Setelah dari sini, kita juga lakukan hal sama di lokasi lain," tandas Rielman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya