Liputan6.com, Jakarta - Praktik kanibalisme kerap diberitakan terjadi di antara suku-suku primitif di masa lalu. Namun ternyata praktik demikian masih terjadi di masa kini, bahkan di negara-negara maju.
Kisah tentang kanibalisme tersebut menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Jumat (23/12/2016) malam.
Advertisement
Upaya ISIS menggunakan segala sumber daya bagi kepentingan mereka juga menarik perhatian pembaca, apalagi karena kelompok tersebut mencoba memanfaatkan anak-anak perempuan berusia 7 tahun untuk diperalat melalui proses cuci otak.
Masih terkait dengan teror, penyergapan dan temuan sejumlah perangkat peledak di Tangerang Selatan menjadi perhatian dunia. Pihak Australia bahkan sampai menerbitkan peringatan bepergian (travel warning) bagi warganya yang akan atau sedang berada di Indonesia.
Selengkapnya dalam Top 3 Global berikut ini:
1. 10 Kisah Nyata Kanibalisme Abad ke-21
Pada masa lalu, kita membaca kisah sejarah tentang manusia-manusia yang dijadikan korban kanibalisme suku-suku primitif.
Dalam beberapa ritual, ada bagian-bagian tubuh korban yang kemudian disantap kepala suku dan ksatria yang menang.
Ternyata, kisah kanibalisme bukan hanya pada masa lalu. Dalam beberapa kasus, praktik serupa masih terjadi pada Abad 21.
Dikutip dari The Mirror pada Kamis 22 Desember 2016, berikut ini adalah sejumlah kasus kanibalisme pada masa modern.
2. Taktik ISIS Cuci Otak Bocah 7 Tahun Pelaku Bom Bunuh Diri
Banyak cara dilakukan oleh kelompok teror ISIS untuk melancarkan misi sadis mereka. Mulai dari melakukan serangan langsung, bom bunuh diri, truk atau kendaraan pembunuh, dan baru-baru ini mengirimkan anak kecil pembawa bom.
Sebuah rekaman video yang beredar di dunia maya memperlihatkan adegan seorang militan memberikan 'ceramah' kepada dua orang anak perempuan, sebelum kedua bocah yang diduga berusia kurang dari 10 tahun itu memasuki kantor polisi Damaskus, Suriah, sambil membawa bom.
Dengan berlatarkan musik dan bendera ISIS, kedua bocah itu duduk di dekat pria yang akan 'mencuci otak' mereka.
3. Gara-gara Bom Tangsel, Australia Tingkatkan Travel Warning ke RI
Australia baru saja membuat travel warning terbaru tentang ancaman terorisme di Indonesia. Hal itu terkait dengan gagal meledaknya bom Tangsel dan polisi menembak mati tiga orang terduga teroris.
Serangan teroris terbaru itu datang beberapa hari setelah serangkaian penggerebekan terduga teroris di Jawa Tengah dan sejumlah rencana pengemboman di luar Pulau Jawa.
Dikutip dari News.com.au, Kamis 22 Desember 2016, polisi tidak menyebut target pengeboman itu, namun sumber mengatakan targetnya adalah Bali.
Pada penggerebekan yang terjadi pada Rabu, polisi menangkap pria bernama Adam yang menggiring mereka ke sebuah rumah di Desa Babakan, Tangerang Selatan.