Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi banyak mengingat ajaran dari almarhum Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Berbagai pandangan tentang kebangsaan menjadi teladan saat ini.
Pria bernama lengkap Joko Widodo itu menegaskan, NKRI merupakan milik bersama, bukan milik golongan, bukan milik perorangan. Karena itu, harus dikelola dengan konstitusi, dengan aturan konstitusi bukan lainnya.
Advertisement
"Saya percaya Gus Dur gemes, geregetan dengan sekelompok orang yang meremehkan konstitusi, mengabaikan konstitusi, yang memaksakan kehendak dengan aksi kekerasan, radikalisme, dan terorisme," ujar Jokowi saat memberi sambutan haul Gus Dur di Kompleks Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2016).
Hal itu dapat dilihat dari berbagai kegiatan di media sosial yang didominasi perkataan negatif. Orang sudah tak bisa lagi membedakan mana kritik dengan menghina, menjelek-jelekkan, menghasut, dan menghujat.
"Mana kritik, ujaran kebencian, makar, tidak bisa bedakan. Bener enggak?" kata Jokowi.
Menurut dia, bangsa ini justru lebih sibuk dengan hal-hal yang membuang energi dan tak produktif. Sehingga lupa mengurus hal strategis untuk membangun bangsa.
"Bisa-bisa kita lupa strategi besar negara kita, lupa menyejahterakan rakyat, membangun ekonomi, industri, membuka lapangan pekerjaan lupa semua karena kita ribut," Jokowi menandaskan.