Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Jumat. Namun kenaikan ini tak mampu menyelamatkan emas dari pelemahan mingguan 7 kali berturut-turut. Itu adalah pelemahan terpanjang dalam 12 tahun terakhir.
Emas untuk pengiriman Februari naik US$ 2,9 atau 0,3 persen ke level US$ 1.133,6 per ounce. Namun secara mingguan, emas justru turun 0,3 peren.
Advertisement
Melansir marketwatch, Sabtu (24/12/2016), terakhir harga emas mengalami penurunan mingguan 7 kali berturut-turut adalah sejak Mei 2004, menurut data Dow Jones.
Harga emas sudah turun 3,7 persen pada Desember sejauh ini, terbebani kenaikan suku bunga dan dolar.
"Baik dolar dan ekuitas diperdagangkan melemah dalam dua hari terakhir, karena dolar melanjutkan kenaikan," ujar Hary Wagner dari Gold Forecast.
Sejak November, harga emas turun drastis karena pasar terkejut paskakemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden, yang secara cepat berdampak pada ekspektasi dari rencana penerapan stimulus fiskal.
Harga logam yang lain, tembaga kualitas tinggi, jatuh 2 sen atau 0,8 persen untuk menetap di harga US$ 2,48 pound.