Liputan6.com, Tunis - Aparat Tunisia menahan tiga orang, termasuk keponakan sopir truk maut di pasar Natal Berlin Anis Amri.
Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan, ketiga pemuda tersebut, yang berusia antara 18 hingga 27 tahun, adalah anggota 'sel teroris'.
Advertisement
Kementerian menyebutkan, keponakan Amri telah mengaku bahwa ia berkomunikasi dengan pamannya melalui aplikasi Telegram yang dienkripsi untuk menghindari pengawasan pihak keamanan.
Sel yang terdiri atas tiga orang aktif di Fouchana, luar kota Tunis, dan Oueslatia dekat kampung halaman Amri di Kairouan -- sekitar 150 km selatan ibukota.
Sementara, Amri (24) yang berasal dari Tunisia ditembak mati oleh polisi di dekat Kota Milan, Italia pada Jumat dini hari.
Amri diduga kuat adalah sopir truk maut yang menyebabkan 12 orang tewas dan 49 lainnya luka-luka.
Pada hari Jumat, ISIS merilis sebuah video yang menunjukkan Amri bersumpah setia pada pemimpinnya, Abu-Bakr al-Baghdadi.
Amri ditembak mati selama pemeriksaan rutin polisi di pinggiran Milan, Sesto San Giovanni, setelah tiga hari perburuan besar-besaran Eropa.
"Amri memakai tiga pasang celana panjang sekaligus," kata aparat seperti dikutip dari CNN. "Ia tidak punya ponsel, tak ada kartu identitas, serta hanya ada sikat gigi dan busa untuk mencukur di ranselnya."
Saat didekati polisi, Amri menarik pistol kaliber 22 dari ranselnya dan menembaki aparat.
Seorang polisi, Cristian Morio ditembak dan kini sudah mulai pulih di rumah sakit. Seorang petugas kedua, Luca Scata tak cedera.