Liputan6.com, Manado - Misteri hilangnya empat prajurit TNI AL di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, sejak Rabu 14 Desember 2016 mulai terkuak.
Panglima Komando Armada Timur TNI AL Laksamana Muda Darwanto membeberkan kronologi hilangnya empat prajurit TNI AL itu.
Advertisement
"Jadi awalnya tentara kita sedang patroli di perairan Sulawesi Utara. Pada Selasa 13 Desember 2016, melalui radar mendeteksi ada kapal asing. Setelah didekati dan digeledah, ternyata kapal FB Nurhana berbendera Filipina dengan 24 ABK," ungkap Darwanto di Markas Komando Pangkalan Udara Angkatan Laut Manado, Sabtu (24/12/2016) malam.
Darmanto mengungkapkan, selanjutnya 21 ABK FB Nurhana dipindahkan ke KRI Layang untuk dibawa ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Sementara FB Nurhana bersama tiga ABK-nya dikawal empat prajurit TNI AL menuju ke Lanal terdekat, yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.
"Nah, FB Nurhana kemudian hilang kontak pada Rabu 14 Desember 2016 pukul 06.00 Wita. Jadi hingga saat ini terhitung sudah 10 hari empat prajurit TNI AL itu hilang bersama kapal nelayan Filipina FB Nurhana," kata dia.
Setelah putus kontak, lanjut Darwanto, pihaknya kemudian mengejar ke lokasi awal keberadaan FB Nurhana. "Namun kami tidak menemukan lagi kapal bersama ABK dan empat prajurit TNI AL itu," jelas dia, yang didampingi Danlantamal VIII Laksamana Pertama Susilo.
Hingga masuk hari ke-11 ini, kata Darwanto, pihaknya terus mencari, baik melalui jalur laut maupun udara. Pihaknya mengerahkan empat kapal perang, dan dua pesawat udara untuk pencarian ini. Menyisir titik-titik yang diduga kapal itu berada.
Pencarian dilakukan di darat dan laut yang meliputi pulau-pulau di sekitar lokasi. Pencarian melibatkan unsur Lanal Melonguane, Lanal Morotai, Posal Tobelo, serta bantuan Pemda setempat.
"Kami juga dibantu angkatan laut Filipina untuk upaya pencarian ini," Darwanto menandaskan.