Surat Edaran Wali Kota Risma Sambut Natal dan Tahun Baru

Pegawai mal di Surabaya tak wajib pakai atribut Natal.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Des 2016, 22:00 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini edarkan imbauan Natal Tahun Baru (Liputan6.com / Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya memprioritaskan faktor keamanan menjadi perhatian utama saat momen libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak semua lapisan masyarakat turut menjaga keamanan dan ketertiban.

Wali Kota yang karib disapa Risma ini telah mengeluarkan surat edaran. Isi surat edaran tersebut, tak hanya mewaspadai potensi aksi terorisme, melainkan juga antisipasi bahaya kebakaran.

Menurut Risma, warga diimbau aktif mengamankan wilayahnya masing-masing. Jika dijumpai potensi gangguan, warga diharapkan segera melapor kepada pihak berwajib. Selain itu, tamu yang menginap lebih dari satu hari dikenakan wajib lapor kepada RT/RW setempat.

Risma menegaskan, saat malam pergantian tahun di Surabaya tidak ada car free night. "Ya karena terlalu berat untuk penjagaan petugas keamanannya. Lebih baik petugas keamanan kami fokuskan di obyek-obyek strategis saja," tutur Risma, Jumat (23/12/2016).

Hal senada juga diutarakan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol M. Iqbal. Dia mengimbau warga lebih baik melakukan refleksi diri di rumah bersama keluarga saat malam pergantian tahun.

"Dari pada hura-hura di luar lebih baik di rumah saja. Lebih bermanfaat bersama keluarga," kata Kapolres.

Iqbal yang baru dilantik sebagai Kapolrestabes Surabaya pada 6 Desember lalu ini menyatakan, sedikitnya 1.887 personel gabungan dari unsur TNI, Polri, Pemkot Surabaya dan ormas siap mengamankan Kota Pahlawan selama libur panjang Natal dan Tahun Baru. Sebanyak 1.200 diantaranya merupakan personel dari Polri.

Iqbal mengatakan, pihaknya akan mendirikan pos-pos pengamanan di beberapa titik strategis. Di samping itu, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan saat ibadah Natal, Polrestabes Surabaya telah berkoordinasi secara intensif dengan pihak gereja. Sebanyak 361 gereja di Surabaya telah masuk radar pantau aparat kepolisian.

"Tentunya, gereja-gereja tersebut akan mendapat pengamanan dari pihak TNI dan kepolisian agar umat Kristen dan Katolik dapat menjalankan ibadah dengan rasa aman," ucap Kapolres.

Tidak hanya tempat-tempat ibadah, kata Iqbal, pengamanan juga menyentuh beberapa obyek vital. Misalnya, tempat-tempat wisata, pelabuhan, terminal serta bandara.

"Tak terkecuali, kantor-kantor pemerintahan dan kantor konsulat jenderal negara sahabat juga mendapat perhatian dari pihak kepolisian," ujar Kapolres.


Tak Wajib Atribut Natal

Sejumlah pegawai mal yang beragam Islam di Kota Surabaya tidak diwajibkan mengenakan pakaian Natal menjelang perayaan Natal 2016. Hal tersebut bertujuan supaya tidak menimbulkan kegaduhan antar umat beragama.

"Kita pinginnya Surabaya ini kondusif saja lah. Kami memberikan kebebasan," tutur General Manajer Tunjungan Plaza Mall, Sutandi Purnomosidi.

Sutandi mengatakan bahwa pernak-pernik Natal seperti bunga Natal tetap dipasang layaknya perayaan hari raya Idul Fitri. Omzet penjualan di Tunjungan Plaza di Jalan Basuki Rahmat itu tidak terpengaruh. Transaksi jual beli masih normal seperti biasanya.

"Tidak berpengaruh. Sama saja seperti biasanya," ucap Sutandi.

Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, manajemen Pasar Atom Kota Surabaya, juga mengungkapkan hal yang sama. Walaupun para pegawai muslim tidak mengenakan atribut natal, laju perekonomian tidak terpengaruh.

"Tidak berpengaruh terhadap penjualan. Pegawai muslim tidak kami paksa mengenakan atribut Natal," ujar Staff Manajemen Pasar Atom, Halim Antawira Hermato.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya