Liputan6.com, Washington DC- Sejumlah tantangan dihadapi Amerika Serikat jelang pergantian tahun: kegaduhan pilpres 2016 yang menyisakan debat panas tentang imigrasi dan pencari suaka, potensi perpecahan antarwarga, juga bayang-bayang teror yang belakangan melanda Eropa. Di tengah situasi tersebut, Barack Obama dan Ibu Negara menyampaikan pesan Natal.
Dalam pesan Natal terakhir dari Gedung Putih sebagai Presiden AS, Obama menyerukan toleransi dan kasih sayang.
"Seperti yang selalu dikisahkan melalui kidung Malam Kudus, kita juga ingat pesan abadi-Nya (Yesus Kristus), tentang cinta, kasih, dan harapan yang tak berbatas," kata Obama seperti dikutip dari ABC News, Minggu (25/12/2016).
Michelle Obama lalu menambahkan, "Gagasan itu berarti kita adalah penjaga bagi saudara dan saudari kita. Kita harus memperlakukan sesama sesuai dengan perlakuan yang kita harapkan dari orang lain," kata Ibu Negara AS itu.
"Juga kita seharusnya merawat mereka yang sakit, memberi makan bagi yang lapar, menyambut orang asing--tak pandang dari mana asalnya dan bagaimana mereka mempraktikkan iman."
Meneruskan kalimat sang istri, Obama mengatakan nilai-nilai tersebut tak hanya wajib jadi panduan bagi umat Kristiani. "Tapi juga warga Yahudi, muslim, kaum yang tak memiliki iman sekali pun, dan seluruh rakyat Amerika Serikat dari semua latar belakang."
Obama dan Michelle juga memuji semangat anggota militer AS dan keluarganya untuk mengabdi pada negara.
"Keberanian dan dedikasi mereka memungkinkan kita semua menikmati suasana perayaan ini," kata Michelle Obama.
Ia meminta mereka yang mendengarkan pesan mereka untuk mengakses situs JoiningForces.gov untuk memberikan penghormatan dan dukungan pada anggota pasukan AS, veteran, dan keluarga mereka.
"Tak hanya selama momentum Natal tapi sepanjang tahun," kata Michelle Obama.
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement
Baca Juga