Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyatakan, konsumsi listrik pada libur Natal dan Tahun Baru akan mengalami penurunan, khususnya di perkantoran dan industri. PT PLN (Persero) memprediksi konsumsi listrik turun hingga 24 persen di momen Natal 2016 dan pergantian Tahun Baru 2017.
Jonan mengatakan, penurunan beban puncak listrik menjadi hal lumrah yang terjadi saat hari besar nasional. Biasanya di Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru, serta hari besar lainnya.
"Saat momen hari besar itu, penggunaan listrik memang berkurang, khususnya pada perkantoran atau industri. Hal ini mempengaruhi tinggi dan rendahnya beban puncak kelistrikan," tutur Jonan dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (25/12/2016).
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka mengungkapkan, PLN sudah menghitung pemakaian listrik pada beban puncak saat peringatan Hari Raya Natal 2016 dan pada pergantian tahun 2016 ke 2017 diproyeksikan berkurang hingga 18 persen- 24 persen dibandingkan pada kondisi pemakaian listrik di hari kerja biasanya.
"Beban puncak saat Natal tahun ini diperkirakan turun sebesar 18 persen, bahkan beban puncak saat pergantian tahun turun lebih besar, yakni 24 persen, dibanding beban puncak Oktober 2016 sebesar 25.051 Megawatt (MW)," ucap Made.
Dijelaskannya, kondisi ini terjadi karena pada dua hari tersebut industri yang mengonsumsi tenaga listrik sangat besar dan perkantoran serta pusat-pusat bisnis berhenti beroperasi alias libur.
Lanjut Made, berdasarkan kondisi ini, pasokan tenaga listrik selama periode Natal dan Tahun Baru kali ini pada sistem kelistrikan Jawa-Bali berada pada kondisi cukup. Artinya beban puncak lebih kecil dari daya mampunya sehingga menghasilkan cadangan listrik (reserve margin) yang cukup besar.
Untuk kondisi kelistrikan di Jawa Bali, Made menambahkan, saat ini beban puncaknya mencapai 25.051 MW. Kondisi beban puncak siang hari sebesar 24.134 MW dan cadangan listrik sebesar 32,34 persen. Pada saat malam Natal 2016 diperkirakan beban puncak mencapai 20.386 MW terjadi pada pukul 19.00 WIB.
Sedangkan beban puncak pada 1 Januari 2017 diperkirakan sebesar 18.903 MW pada pukul 19.00 WIB malam hari. Untuk beban puncak pada 1 Januari 2017 siang, diperkirakan sebesar 16.882MW terjadi pukul 13.30 WIB.
"PLN memperkirakan secara umum beban puncak kelistrikan Jawa Bali pada tahun 2017 akan mencapai 26.053 MW atau tumbuh 4,0 persen," jelas Made.
Posko Siaga Listrik
Meskipun memiliki cadangan pasokan listrik sebesar lebih dari 30 persen untuk Jawa Bali, PLN tetap berupaya menjaga keberlangsungan pasokan daya listrik secara optimal.
Seperti di wilayah Jakarta, piket siaga petugas PLN dan penguatan khusus diberlakukan mulai tanggal 22 Desember 2016 sampai dengan 7 Januari 2017.
“Selama periode tersebut, PLN Distribusi Jakarta tidak merencanakan pemadaman aliran listrik untuk kepentingan pembangunan jaringan, rehabilitasi dan atau pemeliharaan jaringan tenaga listrik, berkaitan dengan malam pergantian tahun,” ungkap Made.
Untuk mengantisipasi percepatan pemulihan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan jaringan, sejumlah langkah operasional sudah dipersiapkan PLN, diantaranya menyiapkan 14 Unit Gardu Bergerak (UGB), 8 Unit Kabel Bergerak ( UKB), 16 Unit Trafo Bergerak (UTB) dan 13 Genset Mobile yang didukung oleh kekuatan petugas piket pelayanan teknik sebanyak 1.200 personil, 60 regu unit mobile dan 90 motor Unit Layanan Cepat (ULC).
PLN Distribusi Jakarta melakukan siaga penuh pada setiap Posko Pelayanan Teknik pada 16 wilayah selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Posko-posko tersebut dapat dihubungi melalui Contact Center 123 dari telepon rumah maupun (021) 123 dari telepon seluler, Facebook PLN123
“Adapun daerah-daerah yang menjadi pantauan khusus saat Natal, yaitu Gereja Katedral dan 228 gereja lain di Jakarta. Sedangkan untuk malam tahun baru yaitu Monumen Nasional (Monas), Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), media-media elektronik yang menyiarkan pesta malam pergantian tahun, hotel, kantor kepolisian, dan kantor PLN,” pungkas Made.
Advertisement