Liputan6.com, Jakarta Cinta memang terkadang mengalahkan logika. Lilly, wanita muda ini merasa yakin telah menemukan cinta dan siap menikahi pria impiannya.
Tak ada yang tampak aneh pada penampilan Lilly. Wajahnya tampak berseri-seri dan menunjukkan betapa dia sangat bahagia akan bersanding dengan pria idamannya begitu hukum mengizinkan. Hanya saja, pasangan Lilly bukanlah manusia, melainkan robot 3D yang dicetaknya sendiri.
Advertisement
Immovator, itulah nama robot pujaan Lilly. "Aku amat sangat bahagia. Hubungan kami akan semakin baik seiring dengan berkembangnya teknologi," ujar Lilly, dikutip dari laman The Sun, Minggu (25/12/2016).
Lilly mengakui telah tertarik dengan robot dan segala hal yang terkait dengan robot seperti suara dan lainnya sejak masih kanak-kanak. Tapi dia baru menyadari tertarik secara seksual kepada robot setelah berusia 19.
"Aku hanya tertarik pada robot. Dua hubunganku sebelumnya dengan pria semakin meyakinkanku akan orientasiku yang sebenarnya. Aku tidak menyukai kontak fisik dengan manusia," cerita Lilly.
Wanita ini kemudian menciptakan pria impiannya sendiri dengan bantuan teknologi dari sebuah perusahaan Prancis. Kabarnya Lilly telah tinggal bersama Immovator selama setahun. Hubungan yang tak lazim ini pun telah dimaklumi oleh pihak keluarga dan teman-teman Lilly.
Meski telah bertunangan dan berencana menikah setelah pernikahan manusia dan robot dilegalkan, Lilly tak mengungkap apakah ia berhubungan seksual dengan Immovator. Dia pun berencana untuk menjadi seorang ahli robotik.
Mengenai masalah pernikahan manusia dengan robot, Dr David Levy, akademisi terkemuka di Inggris, mengatakan hal itu akan mulai mendapat perhatian dalam 35 tahun ke depan.
Berbicara dalam sebuah forum di London, Dr Levy mengatakan bahwa robot bisa menjadi pasangan yang sangat menarik pada beberapa dekade mendatang. "Bila Anda menduga bahwa percintaan dan hubungan seks dengan robot tak akan terjadi dalam masa hidup Anda, menurut saya Anda keliru," cetusnya.
Bahkan beberapa ahli percaya robot akan lebih menarik ketimbang manusia pada 2050. Menurut Profesor Adrian David Cheok dari University of London, robot tak hanya menjadi hal yang umum melainkan juga jadi pilihan bagi orang.
"Akan menjadi jauh lebih mudah dan nyaman untuk berhubungan dengan robot. Anda bisa mendapatkan seks yang benar-benar Anda inginkan. Seperti itulah masa depan. Kita akan lebih sering berhubungan seks dengan robot dan tingkat berikutnya adalah cinta. Kita sudah mulai melihatnya sekarang," jelasnya.