Liputan6.com, Seoul - Jaksa Korea Selatan (Korsel) yang menyelidiki skandal korupsi yang melibatkan Presiden Park Geun-hye mengatakan, tengah mempertimbangkan untuk menggerebek kantor presiden.
Jika hal tersebut dilakukan, maka tidak ada pilihan selain melakukannya secara terbuka.
Advertisement
Presiden Park saat ini tengah diselidiki terkait dengan tuduhan dirinya berkolusi dengan teman lamanya, Choi Soon-sil, dan sejumlah pembantunya untuk menekan sejumlah perusahaan besar.
Beberapa perusahaan besar tersebut diminta berkontribusi memberikan sejumlah dana kepada yayasan yang dibentuk untuk mendukung inisiatif kebijakannya.
"Dalam kasus menggeledah Blue House--kantor presiden--tidak ada pilihan lain selain melakukannya secara terbuka di muka publik," ujar juru bicara tim jaksa, Lee Kyu-chul seperti dilansir Reuters, Senin (26/12/2016).
"Kami masih mempertimbangkan apakah penggerebekan itu diperlukan dan jika diperlukan apa tujuannya," imbuhnya.
Park yang merupakan putri dari diktator Park Chung-hee telah menghadapi pemakzulan melalui pemungutan suara parlemen pada 9 Desember lalu. Presiden perempuan pertama Korsel itu telah membantah melakukan kesalahan, namun ia meminta maaf atas kecerobohan dalam urusan pertemanannya dengan Choi.
Sebelumnya, jaksa telah mengatakan mereka membutuhkan akses ke kantor presiden sebagai bagian dari penyelidikan. Namun Blue House menolak membukakan pintu.
Park masih memiliki kekebalan hukum dari tindakan penuntutan selama ia masih berada di Blue House. Meski di lain sisi kekuatannya sebagai presiden Korsel telah dilucuti.
Sementara itu, demonstrasi menuntut pengunduran diri Park telah memasuki minggu ke-9. Yang teranyar, massa turun ke jalan di pusat kota Seoul dengan mengenakan pakaian ala Sinterklas.