Liputan6.com, Bima - Banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, telah surut. Namun, lokasi-lokasi pengungsian masih sulit dijangkau melalui darat. Lantaran itulah, Badan SAR Mataram mengerahkan satu helikopter jenis BO 105 HR untuk mengirimkan bantuan logistik-logistik bantuan bagi korban banjir bandang Bima.
"Tadi heli kita sudah beberapa sorti terbang mengangkut logistik dari lapangan Wali Kota Bima menuju Kecamatan Wawo, Bima," ucap Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH, Minggu (25/12/2016), seperti dilansir Antara.
Menurut Nanang, banjir di Bima sudah surut dan beberapa warga sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing. Sementara, beberapa warga lainnya masih bertahan di tempat pengungsian karena rumah mereka mengalami kerusakan.
Baca Juga
Advertisement
Banjir bandang yang terjadi beberapa hari berturut-turut pada 21 dan 23 Desember lalu, menyebabkan beberapa rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan parah. Saat ini pemerintah setempat masih mendata korban dan kerusakan yang terjadi.
Dewi salah satu warga terdampak banjir bandang Bima, menuturkan, sejak Kamis, 22 Desember 2016, ia beserta keluarga mengungsi ke sekolah terdekat. Ia mengungsi lantaran rumah dua kali terendam banjir, sehingga mengalami kerusakan sedang.
"Semua barang di rumah seperti kasur terendam banjir. Jadinya, saya sekeluarga tidak bisa tidur di rumah," tutur ibu dua anak warga Jalan Martadinata, RT 03 RW 01, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, saat dihubungi Liputan6.com.
Warga Bersih-Bersih
Pada Minggu pagi tadi, ia bersama warga bergotong royong membersihkan sisa lumpur banjir bandang. "Bersih-bersih mulai pukul 07.00 hingga 19.00 Wita. Sekarang sudah berada di rumah lagi, tapi beberapa keluarga masih di lokasi pengungsian," ucap Dewi, Minggu (25/12/2016) malam.
Ia menambahkan, aliran listrik sudah menyala lagi di wilayah tempat tinggalnya. Namun, bantuan belum seluruhnya sampai ke para korban banjir.
"Saya hanya terima bantuan dari keluarga yang tinggal di Dompu," ujar Dewi.
Menurut dia, beberapa warga mendengar bunyi helikopter. Namun, mereka tak mengetahui apakah helikopter itu yang membawa bantuan bagi para pengungsi banjir.
Gereja Terdampak Banjir
Banjir bandang tak hanya menerjang rumah-rumah di Kelurahan Tanjung. Dua gereja di sana pun sempat terendam banjir. Alhasil, Misa Natal urung dilaksanakan.
"Pendetanya tinggal di dekat rumah saya. Ia mengatakan Misa Natal tidak bisa digelar," kata Dewi.
Menurut Dewi, sebagian umat Kristiani pun mencari gereja atau tempat yang menggelar Misa Natal.