Liputan6.com, Palopo - Warga Palopo, Sulawesi Selatan, kembali digegerkan dengan keberadaan aliran diduga sesat yang dianut seorang wanita bernama Nurhayati. Dalam kesehariannya, wanita berusia 35 tahun itu bekerja sebagai pemulung.
Aktivitas tak lazim Nurhayati di rumahnya di Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Kota Palopo, terbongkar setelah warga menemukan sejumlah keanehan pada Sabtu dini hari, 24 Desember 2016. Ketika itu, warga mengejar seorang pencuri yang berlari tepat di belakang rumah Nurhayati, kemudian menghilang.
"Pencuri tersebut menghilang begitu saja di belakang rumah Nurahayati, karena penasaran warga pun mengepung rumah Nurhayati dan kemudian melakukan penggeledahan dan menemukan sejumlah barang ritual aneh di dalam rumah itu," ujar Lurah Dangerakko, Zainal Zaid.
Saat sejumlah barang ritual tersebut ditemukan, warga kemudian menghubungi Polres Palopo untuk menangkap Nurhayati dan empat pengikutnya.
Baca Juga
Advertisement
"Kita mengamankan Nurhayati dan keempat pengikutnya lalu berusaha menenangkan warga yang sudah berkerumun di rumahnya. Nurhayati sehari-harinya bekerja sebagai pemulung sampah," ucap Kasat Intelkam Polres Palopo Iptu. H. A. Yusuf, Minggu, 25 Desember 2016.
Menurut Yusuf, Nurhayati mengaku ritual yang dilakukannya selama ini disebutnya sebagai ritual mempersatukan air yang katanya adalah amanah dari nenek moyang dengan tujuan mempersatukan bangsa dan memperdalam ilmu batin yang dimilikinya.
"Kata dia (Nurhayati) ritualnya itu dia sebut dengan nama ritual Mappaseddi Wae," Yusuf menjelaskan.
Dari hasil pemeriksaan di rumah Nurhayati, kata Yusuf, pihaknya telah menemukan beberapa bahan atau alat ritual. Di antaranya, sajadah, kelambu, payung, batu, koin, bunga mawar, air dalam botol minuman mineral, kendi atau guci, foto leluhur seperti Arung Palakka (Raja Bone) dan Petta Cella (Raja Soppeng), patung kambing, serta bekas bara api.
"Nurhayati dan empat pengikutnya saat ini kita sudah amankan di Mapolres Palopo untuk diambil keterangannya lebih lanjut serta menghindari amukan warga setempat," Yusuf menegaskan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, Nurhayati melakukan ritual diduga aliran sesat itu sejak tahun 1994. Ia pun sering bersemedi di sejumlah gua dengan tujuan menjemput amanah kenabian yang diyakininya dititipkan kepada kakeknya melalui Presiden Pertama RI Sukarno.