Liputan6.com, Seoul - Hyundai, pabrikan otomotif asal Korea Selatan, terancam mengalami penurunan laba untuk keempat kalinya secara berturut-turut tahun ini. Hal ini kemudian mendorong mereka melakukan penghematan besar-besaran.
Salah seorang pejabat Hyundai yang tak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka saat ini bahkan menghemat hingga `uang receh`. "Untuk saat ini kami sedang berusaha untuk menghemat setiap sen," ujarnya.
Sejak Oktober lalu, Eksekutif Hyundai telah mengalami pemotongan gaji sebanyak 10 persen. Ini bahkan tidak pernah terjadi dalam tujuh tahun terakhir.
Baca Juga
Advertisement
Para eksekutif ini juga mengalami penurunan standar harga hotel jika melakukan perjalanan bisnis. Diputuskan juga untuk mendorong konferensi video sebagai alternatif yang jauh lebih murah, ketimbang berpergian.
Penghematan hingga tahap receh ditunjukkan dengan cara penurunan alokasi anggaran untuk percetakan dan pembelian bola lampu neon.
Hal lain yang dilakukan untuk memangkas anggaran adalah menekan biaya untuk penerbangan bisnis, atau liburan tahunan pekerja. Pejabat yang tak mau disebutkan namanya ini menyebut bahwa mereka memang sedang "dalam mode manajemen darurat."
Pabrikan yang `bersaudara` dengan Kia itu terpukul lantaran penjualan mereka di pasar negara berkembang lemah. Selain itu, line-up produk yang ditawarkan mereka juga tak sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.
Untuk itu, selain cara-cara yang telah disebutkan tadi, Hyundai juga akan mengatasi ketidaksesuaian antara tren pasar dan apa yang mereka tawarkan.