Liputan6.com, Jakarta Piala Eropa 2016 menjadi momen bersejarah bagi Portugal. Untuk pertama kalinya mereka berhasil menjadi juara. Secara luar biasa Portugal menjungkirbalikkan prediksi banyak pihak dengan keluar sebagai yang terbaik di turnamen empat tahunan itu.
Sebelum berangkat ke Prancis, Portugal tidak diunggulkan. Penampilan mereka selama babak kualifikasi tak terlalu gemilang. Aksi Portugal di awal Piala Eropa 2016 juga sangat memprihatinkan.
Baca Juga
Advertisement
Pada laga pertama, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan dipaksa bermain imbang 1-1 oleh kuda hitam Islandia. Portugal terancam tak lolos ke babak 16 besar setelah pada partai kedua Grup F di tahan Austria tanpa gol.
Keberuntungan berpihak kepada Portugal. Mereka tetap lolos ke perempat final sebagai salah satu peringkat tiga terbaik. Padahal dari tiga laga di fase grup, Portugal tak pernah menang sekalipun, mereka cuma imbang tiga kali.
Di laga terakhir Grup F, pasukan Fernando Santos bermain imbang 3-3 dengan Hongaria. Portugal menjadi satu-satunya peserta 16 besar Piala Eropa 2016 yang tak mampu meraih kemenangan.
Walau lolos dengan susah payah ke 16 besar, Portugal ternyata mampu terus melaju ke perempat final. Mereka menang tipis 1-0 atas Kroasia lewat gol Ricardo Quaresma di babak extra time.
Di perempat final, Portugal bersua dengan Polandia. Lagi-lagi Portugal tidak bisa menang di waktu normal. Pasukan Santos lolos ke semifinal berkat kemenangan di adu penalti 5-3.
Kemenangan perdana Portugal (di waktu normal 90 menit) baru terjadi di babak semifinal. Sepasang gol dari Ronaldo dan Luis Nani membuat Portugal menang 2-0 atas Wales. Portugal melaju ke final melawan tuan rumah Prancis.
Berkaca pada penampilan sepanjang Euro 2016 dan status sebagai tuan rumah, Prancis jauh lebih diunggulkan untuk keluar sebagai juara ketimbang Portugal.
Saat final berlangsung, Prancis makin di atas angin. Ronaldo mengalami cedera di awal laga sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan. Namun lagi-lagi keberuntungan memihak Portugal.
Tanpa Ronaldo, permainan Portugal makin bagus. Mereka bisa memaksa Prancis memainkan extra time karena selama 90 menit laga berimbang 0-0. Di babak tambahan, Portugal secara luar biasa mampu mengalahkan prancis 1-0 berkat gol pemain pengganti Eder.
Dogeng Islandia
Dogeng Islandia
Tak hanya Portugal, Islandia juga mencuri perhatian selama Piala Eropa 2016. Aron Gunnarsson dan kawan-kawan merupakan debutan di ajang empat tahunan ini. Piala Eropa 2016 menjadi turnamen besar pertama yang diikuti Islandia.
Walau baru pertama kali main di turnamen akbar, Islandia sama sekali tidak canggung. Tergabung di Grup F bersama Portugal, Hungaria dan Austria, Islandia bisa finis sebagai runner-up dengan sekali menang atas Austria dan dua kali imbang.
Yang paling sensasional terjadi di babak 16 besar. Islandia di luar dugaan bisa mengalahkan kandidat juara Inggris 2-1 meski sempat tertinggal lebih dulu di awal laga.
Dongeng Islandia harus terhenti di babak perempat final. Islandia tidak berdaya menghadapi kedigdayaan Prancis. Namun dalam laga tersebut Prancis harus bekerja keras sebelum akhirnya menang 5-2.
Sukses Islandia melaju ke perempat final sungguh sangat luar biasa untuk ukuran negara kecil dan debutan. Oleh karena itu, skuat Islandia disambut bak pahlawan saat pulang ke negaranya.
Advertisement
Antoine Griezmann
Antoine Griezmann
Walau gagal menjadi juara Prancis mendominasi penghargaan di Piala Eropa 2016. Penyerang Antoine Griezmann memborong dua gelar individu yakni Pemain Terbaik dan Pencetak Gol Terbanyak.
Sepanjang Piala Eropa 2016, pemain Atletico Madrid itu mencetak enam gol dan dua assists dari 555 menit penampilan di atas lapangan. Griezmann pun dinilai sebagai pemain paling menonjol oleh tim pengamat UEFA yang terdiri dari Alain Giresse dan Sir Alex Ferguson.
Gelandang Portugal Renato Sanches menyabet gelar Pemain Muda Terbaik Portugal. Dia baru berusia 18 tahun saat Portugal menjadi juara. Renato memegang peran cukup penting di lini tengah.