Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung tertekan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Minimnya sentimen menjadi penekan bursa saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, kondisi IHSG sejalan dengan bursa regional di mana saat ini cenderung melemah. "Rawan tekanan, soalnya regional tertekan," kata dia kepada Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Salah satu faktor yang diharapkan bisa mendorong laju IHSG ialah aksi window dressing. Sayang, kondisi yang kerap terjadi di akhir tahun ini tak nampak sampai saat ini. "Harapannya ada aksi itu, tapi ternyata tidak ada sama sekali," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Satrio mengatakan, pelaku pasar saat ini tengah menunggu pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta arah kebijakannya. "Kalau ini lebih ke arah sepi sentimen, tidak ada berita di pasar. Wait and see FOMC sama Trump tahun depan," ungkap dia.
Satrio memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.000-4.870 dan resistance 5.080-5.200.
Sebagai informasi, pada pekan lalu (19-23 Desember 2016), IHSG turun 3,90 persen dari 5.231,65 menjadi 5.027,70. Nilai kapitalisasi pasar juga turun 3,83 persen menjadi Rp 5.462 triliun dari pekan sebelumnya Rp 5.679,73 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian pada pekan kemarin naik 15,19 persen menjadi 14,33 miliar saham dari 12,44 miliar saham dibanding pekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian BEI turun 15 persen menjadi Rp 7,59 triliun dari Rp 8,93 triliun. Lalu, rata-rata volume transaksi harian turun 0,81 persen menjadi 263,27 ribu kali transaksi dari 265,42 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya. (Amd/Gdn)