Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menolak aksi penggusuran yang terjadi di area Masjid Keramat, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Menurut dia, penggusuran hanya akan menimbulkan masalah baru, khususnya tempat tinggal bagi warga miskin Jakarta.
Menurut Anies, ada pendekatan baru yang sudah dilakukan di beberapa negara lain untuk menata kampung-kampung yang dihuni masyarakat dengan ekonomi rendah. Pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain.
"Kami lebih mengedepankan peremajaan kampung, di mana kampung-kampung dihidupkan, bukan dipindahkan penduduknya," ucap Anies saat berkampanye di daerah Semanan, Jakarta Barat, Senin, 26 Agustus 2016.
Advertisement
Peremajaan itu berupa penataan kampung serta menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bertujuan untuk membangun kampung agar lebih asri dan nyaman. Selain menolak penggusuran, Anies juga akan mengedepankan diskusi dengan warga.
"Mereka menginginkan ada dialog, bukan keputusan tanpa mereka tidak diajak bicara," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Pendapat Anies ini juga menarik perhatian salah seorang ibu yang tinggal di kampung Aquarium. Sebelumnya, perkampungan yang berada di kawasan Luar Batang itu memang telah digusur oleh Pemprov Jakarta.
Ibu tersebut menginginkan agar Anies juga mampir ke tempatnya dan melihat bahwa penggusuran tidak merubah keadaan warga kampung Awuarium.
"Mohon nanti mampir, Pak, ke kampung kita yang sebagian rata sama tanah," ucap ibu tersebut.
Anies pun berjanji akan mengagendakan melihat kampung Aquarium agar nantinya dia dapat merencanakan pembangunan yang tepat untuk kampung tersebut.
Anies menjelaskan warga kampung Aquarium sempat datang ke dirinya sebelum dia dicalonkan jadi gubernur. Untuk itu dalam waktu dekat Anies akan datang juga ke kampung Aquarium untuk berinteraksi dan menemukan soluai bersama untuk warga.
"Pokoknya 15 Februari nanti yang kita gusur bukan kampungnya, tapi gubernurnya," Anies Baswedan menandaskan.