Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Selasa terakhir di 2016 ini. Pelaku pasar memilih untuk menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Presiden AS terpilih Donald Trump setelah dilantik nanti.
Mengutip Bloomberg, Selasa (27/12/2016), rupiah dibuka di angka 13.449 per dolar AS, melemah 14 basis poin jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebeumnya yang ada di angka 13.435 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.416 per dolar AS hingga 13.449 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 2,55 persen.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di level 13.436 per dolar AS. Patokan pada hari ini tersebut menguat jika dibandingkan dengan patokan pada perdagangan sebelum libur Natal yang ada di angka 13.470 per dolar AS.
Dolar AS memang bergerak menguat pada perdagangan hari ini setelah pada perdagangan sebelumnya libur Natal mengalami tekanan. "Pasar keuangan sebenarnya sedang menunggu kebijakan yang akan diambil Trump nanti setelah dilantik," jelas analis Daiwa Securities Co, Tokyo, Jepang, Hideyuki Ishiguro.
Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah stabil dengan kecenderungan menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Terlihat dolar AS yang juga melemah terhadap mayoritas kurs di Asia.
Rupiah berpeluang terus menguat minggu ini di tengah pelemahan dollar index dan penguatan harga komoditas."Akan tetapi ekspektasi rendah pemerintah terhadap realisasi belanja di akhir 2016 bisa memberikan sentimen negatif," tutur dia. (Gdn/Ndw)