Liputan6.com, Surakarta - Terminal Tirtonadi di Surakarta, Jawa Tengah kini semakin cantik dengan ketersediaan fasilitas terlengkap layaknya bandar udara. Pantas saja, Terminal Tipe A Tirtonadi mendapat predikat bandara terbaik dan terlengkap se-Indonesia, bahkan ramah bagi penyandang cacat.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pudji Hartanto Iskandar menyampaikan hal itu saat mendampingi Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi saat Peresmian Terminal A Tirtonadi dan Fasilitas Integrasi Moda Transportasi Terminal Tirtonadi-Stasiun Solo Balapan di Surakarta, Jateng, Selasa (27/12/2016).
"Fasilitas Terminal Tipe A Tirtonadi bukan cuma terbaik di Indonesia, tapi juga terlengkap," kata Pudji.
Dia menuturkan, Terminal Tipe A Tirtonadi telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan.
Baca Juga
Advertisement
Penyelenggaraan terminal ini harus terbagi atas zona 1 bagi penumpang yang mempunyai tiket. Zona 2 yang belum mempunyai tiket atau zona campuran, zona 3 yakni perpindahan penumpang, dan zona 4 pengendapan kendaraan.
"Jadi Terminal Pulo Gebang akan diarahkan juga seperti terminal ini. Kita bikin Terminal Tirtonadi sebagai proyek percontohan yang sudah bagus," ujar Pudji.
Dia menuturkan, fasilitas Terminal Tirtonadi seperti yang ada di bandara internasional, menggunakan e-ticketing. Ada 3 zonasi yang diterapkan, fasilitas untuk penyandang cacat atau difabel seperti garis (line) kuning di terminal ini. "Fasilitas khusus bagi penyandang difabel ini mana ada di bandara, belum ada," ujar Pudji.
Dia juga mengatakan, tersedia fasilitas jembatan penghubung (skybridge) dari Terminal Tirtonadi ke Stasiun Solo Balapan. Kemudian nantinya akan ada kereta api yang menghubungkan Solo Balapan menuju Bandara Adi Soemarmo. Saat ini Skybridge masih dalam tahap konstruksi dan ditargetkan sebulan lagi selesai.
"Skybridge ini panjangnya 438 meter yang menghubungkan Terminal Tirtonadi ke Stasiun Kereta Api Solo Balapan," kata Pudji.
Pudji mengatakan, Terminal Tirtonadi dibangun dalam kurun waktu 2009-2016 dan menghabiskan anggaran Rp 186 miliar. "Investasinya Rp 186 miliar berasal dari APBN dan APBD Jateng serta Kota Surakarta," ujar dia.
Lanjut Pudji, Kemenhub bekerjasama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk menerapkan sistem tiket elektronik (e-ticketing). Uji coba sudah dilakukan supaya naik moda transportasi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) bisa lebih mudah ke berbagai lokasi tujuan.
"Modernisasi dong sistem tiketnya, jadi tidak sembarangan orang bisa masuk. Kita juga bisa memonitor jadwal keberangkatan di layar yang disediakan di lobi stasiun sehingga memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penumpang," jelas Pudji.
Ketua Organda Ardiansyah menambahkan, Terminal Tirtonadi merupakan terminal pertama yang menggunakan sistem e-ticketing dari Organda. Penerapan e-ticketing ini diharapkan bisa terwujud di Terminal Bus Pulo Gebang yang di-launching pada 28 Desember 2016.
"Ini yang pertama di Tirtonadi dikembangkan sistem e-ticketing oleh Organda. Terminal lain belum, tapi Pulo Gebang, kita usahakan bisa juga pakai sistem ini, mungkin tahun depan," ujar Ardiansyah.
Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang menemani Menhub di acara Peresmian Terminal Tirtonadi, mengatakan, terminal ini dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi luar biasa besar bagi masyarakat sekitar.
"Terminal Tirtonadi berdiri di atas lahan seluas 5 hektare (ha), dan bisa menampung 140 kendaraan. Fasilitas di terminal ini ada 3 zonasi,yakni bagian kedatangan, bagian tengah, dan bagian pemberangkatan sisi Barat dan Timur," ujar dia.
Ditambah lagi, fasilitas lainnya ruang tunggu yang nyaman dan sejuk, ruang kesehatan, ruang menyusui, Masjid, layar LED jadwal keberangkatan, dan masih banyak lagi yang lain. Ke depan, Menhub Budi Karya menjanjikan pembangunan pasar Klewer 2 .
"Pasar Klewer dibangun 1-2 tahun lagi, sehingga nanti menjadi pusat perdagangan," kata Budi Karya.