Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 & 6, dan Ulubelu unit 3 di Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara. Pembangunan pembangkit listrik ini memang dibuat untuk memenuhi target listrik 35 ribu megawatt yang ditargetkan pemerintah.
Hanya saja, Jokowi akan mengevaluasi target pembangunan ini. Mengingat situasi ekonomi sedang tidak menentu. Kondisi ekomoni global juga belum menunjukkan tanda-tanda positif.
“Harus rekalkulasi lagi apakah dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang itu masih kira-kira 35.000 MW. Hitung-hitungan itu yang masih harus diselesaikan. Pertumbuhan kita meskipun pada kondisi yang baik tapi perlu hitung hitungan karena waktu 35.000 MW di atas 7 persen,” kata Jokowi di Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (27/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Target itu memang mulai dievaluasi dalam waktu dekat. Tapi, upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Karena itu, menekankan akan terus memangkas dan menyederhanakan perizinan.
Terkait PLTP yang baru saja diresmikan Jokowi, secara keseluruhan memakan biaya US$ 532,07 atau Rp 6,18 triliun. PLTP Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2 x 20 MW di Tompaso, Sulawesi Utara.
Proyek senilai US $282,07 juta atau setara dengan Rp3,3 triliun tersebut mulai dikerjakan sejak 5 Juli 2015 dengan target penyelesaian masing-masing Desember 2016 dan Juni 2017. Tapi sudah selesai dibangun pada 15 September 2016 untuk unit 5 dan 9 Desember untuk unit 6.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan skema total project (hingga menghasilkan listrik) tersebut telah memperkuat sistem ketenagalistrikan Sulawesi dengan tidak kurang 20 ribu rumah tangga teraliri listrik. Selama pelaksanaan proyek menyerap tenaga kerja lokal tidak kurang dari 750 orang.
Sementara, PLTP Ulubelu unit 3 dengan kapasitas 1 x 55 MW dan investasi US$ 250 juta yang setara dengan Rp 2,88 triliun. Juga dengan skema total project, PLTP Ulubelu unit 3 ini mulai dikerjakan pada 5 Juli 2015 dengan target selesai Agustus 2016, dan sudah selesai pada 26 Juli 2016. Proyek yang berlokasi di Tanggamus, Lampung ini telah menyerap tenaga kerja sekitar 2 ribu orang. (Doni/Gdn)