Kemendag Ungkap Penyebab Harga Cabai Melonjak

Kementerian Perdagangan mengakui tengah terjadi lonjakan harga cabai untuk sejumlah daerah.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Des 2016, 18:00 WIB
Pedagang tengah menata cabai dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/11). Harga cabai merah keriting kini dipatok Rp 25 ribu per kg, sementara cabai merah rawit dipatok Rp 28 ribu per kg. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui tengah terjadi lonjakan harga cabai untuk sejumlah daerah. Lonjakan harga ini tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi di daerah lain.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, ‎sejumlah daerah yang mengalami lonjakan harga cabai adalah Surabaya dan Semarang. Hal tersebut berdasarkan laporan yang diterimanya pada hari ini.

"Jadi ternyata Semarang dan Surabaya tinggi," ujar dia saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (27/12/2016).

Oke mengungkapkan, tingginya harga cabai di wilayah-wilayah tersebut lantaran tidak adanya koordinasi antara daerah yang tengah panen dengan daerah yang kekurangan pasokan. Selain itu, hujan di sejumlah daerah juga membuat distribusi dan proses panen terganggu.

"Masalahnya daerah yang membutuhkan dengan sentra produksinya tidak klop, agak jauh atau bagaimana sehingga distribusi terhambat. Kemudian hujan. Ada sentra produksi yang harusnya panen enggak dipanen," kata dia.

Meski demikian, Oke membantah jika stok cabai di tingkat petani terbatas. Menurut dia, stok tersebut masih mencukupi, meski perlu distribusi yang lebih baik.

"Sekarang stok cabai enggak masalah," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya