Liputan6.com, Jakarta - Memasuki musim liburan, banyak orang menghabiskan waktunya ke tempat-tempat wisata yang unik. Untuk bisa masuk ke dalamnya, biasanya pengelola mewajibkan pengguna membayar tiket masuk dan menunjukkan kartu identitas, tetapi tak demikian dengan tempat wisata Wuzhen di Tiongkok.
Untuk masuk Wuzhen, penggunanya hanya tinggal berfoto selfie dan foto tersebut akan dipindai oleh teknologi pengenal wajah besutan perusahaan internet Baidu. Wuzhen sendiri merupakan sebuah tempat wisata taman prasejarah dengan arsitektur dan kanal klasik yang tiap tahunnya menerima jutaan pengunjung.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari CNN, Kamis (29/12/2016), Baidu dalam keterangannya menyebutkan bahwa teknologi yang dijalankannya dapat mempersingkat antrean sehingga pengunjung bisa lebih cepat masuk ke tempat wisata.
Baca Juga
Advertisement
Saat seorang pengunjung datang, foto mereka diambil dan diunggah di database. Kamudian, saat pengunjung itu ingin mengakses lokasi tertentu dari taman Wuzhen, sebuah tablet yang ada di tiap gerbang masuk bakal merekam video.
Selanjutnya, video itu dikirimkan ke penyimpanan awan (cloud). Kemudian, kecerdasan buatan Baidu akan mengidentifikasi apakah pengunjung memiliki akses menuju ke sana.
Menurut pernyataan Baidu, teknologi tersebut akurat 99,77 persen. "Wajah adalah sesuatu yang selalu mengikuti kemanapun kamu pergi. Teknologi pengenalan wajah memiliki banyak keunggulan yang tak dimiliki teknologi lainnya," tutur Chief Scientist Baidu Andrew Ng.
Ia menjelaskan, baik autorisasi biometrik maupun pemindai sidik jari bukanlah hal baru. Keduanya dianggap oleh Ng sebagai hal yang tak selalu efektif. Karenanya, Baidu menggunakan pengenalan wajah atau face recognition.
Ng juga menyebutkan bahwa Baidu akan mengizinkan mitranya menggunakan teknologi ini. Salah satu mitranya telah memanfaatkan pengenalan wajah sebagai kunci untuk memasuki rumah.
Menurut perusahaan, teknologi pengenalan wajah dapat menghindari pemalsuan tiket. Saat seseorang membeli tiket pertunjukan, penyelenggara perlu mencocokan wajah pembeli dengan teknologi ini. Bila cocok, pembeli pun berhak masuk ke lokasi pertunjukkan.
Baidu bukanlah satu-satunya perusahaan yang menggunakan wajah seseorang untuk proses autentikasi. Sebelumnya, Microsoft juga mengizinkan pengguna mengakses tablet Surface menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Per September lalu, Uber mewajibkan pengendara di Amerika Serikat untuk berfoto selfie sebelum melakukan perjalanan pertamanya tiap hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dan melindungi akun milik pengemudi itu sendiri. Jika foto tak cocok, Uber langsung memblokir akun itu hingga masalah selesai.
(Tin/Cas)