Ini yang Bikin Vagina Lebih Bau dari Biasanya

Ada beberapa hal yang menjadi alasan di balik tak sedapnya aroma vagina seorang wanita.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Des 2016, 20:41 WIB
Penyebab bau vagina

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa hal yang bisa menjadi alasan ketika vagina seorang wanita memiliki aroma tidak sedap. Ini bisa jadi masalah kesehatan serius karena seharusnya vagina tidak terlalu bau meski juga tak bisa dikatakan harum. Namun bila Anda mengalaminya, sebaiknya periksakan diri ke dokter dan ketahui penyebab bau vagina sebagai berikut:

1.Kuman dari pakaian dalam

Seperi dilansir Prevention, Rabu (28/12/2016), Direktur Medis di Northwestern Medicine Center for Sexual Health and Menopause dan penulis Sex Rx: Hormones, Health, and Your Best Sex Ever, Lauren Streicher, MD, mengatakan, bau vagina normal tidak mencolok. Namun hal pertama yang Anda perlu ketahui, apakah itu sebenarnya berasal dari vagina, atau itu benar-benar bau genital?

"Untuk banyak wanita, biasanya mereka memiliki masalah inkontinensia urine (beser). Jadi tanpa Anda sadari, akar masalah ini adalah faktor eksternal (pakaian dalam yang mungin terkena urine). Anda bisa bicarakan masalah ini dengan dokter spesialis urologi.

2.Lupa atau jarang mengganti tampon

Kedengarannya tak mungkin, tapi menurut Streicher, banyak wanita yang memasukkan tampon dan lupa mengganti atau melepasnya. Akhirnya, tampon tersimpan selama berbulan-bulan dan vagina jadi bau dan infeksi.

3.Kadar bakteri dalam vagina tidak seimbang

"Penyebab paling umum bau vagina adalah ketidakseimbangan flora normal di vagina yang menyebabkan aroma amis dan iritasi," kata Streicher. Biasanya wanita yang vaginanya bau juga kurang menjaga kebersihkan saat haid atau setelah melakukan hubungan seks.

"Darah dan air mani dapat membuang pH alami Anda. Jika ternyata menjadi infeksi (vaginosis bakteri), Anda akan perlu antibiotik. Tetapi dalam banyak kasus, saya menyarankan pasien untuk mengoreksi keseimbangan pH di dalam vagina. Dalam hal ini wanita harus membersihkan vagina rutin dengan air bersih dan tidak boleh menggunakan sabun biasa," ujar Streicher.

Selain itu, ia menyarankan untuk menjaga kelembapan vagina dengan rutin mengganti celana dalam. Dan tetap membuat vagina dalam kondisi kering.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya