Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berkantor di salah posko pengungsian untuk menangani korban banjir di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sudah dua hari dia berkantor di sana.
Khofifah bersama pemerhati anak yang dikenal dengan Kak Heni memberikan trauma healing kepada anak-anak di posko pengungsian, Desa Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Dia memberikan aneka permainan dan hiburan kepada puluhan anak untuk menghilangkan trauma mereka akibat bencana.
Advertisement
"Tim Trauma Healing Kemensos akan berada di Bima untuk mendampingi anak-anak dan memberikan hiburan kepada mereka. Dari awal terjadinya bencana saya sudah perintahkan agar tim psikososial segera melakukan assessment terhadap anak-anak," kata Khofifah, Selasa 27 Desember 2016.
Dia menganggap kondisi posko pengungsian yang minim fasilitas dan tidak ada hiburan, cenderung membawa anak berada dalam keadaan depresi dan stres.
Trauma healing yang dilakukan Kementerian Sosial berupa hiburan kepada korban, terutama anak-anak dan kepada korban berusia dewasa akan dilakukan konseling.
"Trauma healing sangat penting agar kepanikan bisa berkurang dan mempermudah proses penanggulangan banjir secara komprehensif. Jangan sampai mereka mengalami stres maupun depresi," ujar Khofifah seperti dilansir dari Antara.
Anak-anak berada pada situasi yang serba tidak menentu usai terjadinya bencana. Mereka juga harus menerima kenyataan ada yang rumahnya berantakan, sekolahnya rusak tertimbun lumpur, kehilangan harta benda, bahkan ada sebagian kerabat dan keluarga yang meninggal atau hilang.
Selain memberikan pendampingan psikososial, Mensos juga menyisir lokasi pengungsian yang belum terjamah bantuan untuk memastikan distribusi bantuan bisa merata.
Khofifah menyatakan, saat ini yang sangat dibutuhkan warga Bima adalah air bersih dan alat berat untuk membantu membersihkan sampah sisa banjir yang masih berserakan di sepanjang jalan Kota Bima dan gang-gang yang padat penduduk.
Kementerian Sosial akan memberikan jaminan hidup setiap warga dampak bencana sebesar Rp 900.000. Sementara untuk jaminan hunian tetap sebesar Rp 3 juta.
Khofifah juga meminta pemerintah untuk mendata jumlah korban bencana serta jumlah rumah yang rusak akibat banjir bandang tersebut.